Menu

Mode Gelap
Amelia Desiana Terpilih Sebagai Bupati Banjarnegara dengan Kemenangan Gemilang IKADIN Lampung Borong Dua Penghargaan di Ajang Nasional, Bukti Prestasi Advokat Lampung Kemenangan Fahmi – Dimas: Simbol Suara Arus Bawah Menuju Purbalingga Baru Yuliati Nugrahani: Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Kesuksesan Desa Mojokrapak Desa Nanga Jetak Sintang Sukseskan Program Ketahanan Pangan, Bagikan Ribuan Bibit Ayam

SDGs DESA · 14 Agu 2024 07:11 WIB ·

Tantangan Memberantas Stunting: Suara dari Desa


 Tantangan Memberantas Stunting: Suara dari Desa Perbesar

Jakarta [DESA MERDEKA] – Upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia terus menjadi sorotan. Salah satu ujung tombak dalam penanganan stunting adalah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Desa. Namun, dalam pelaksanaannya, TPPS Desa kerap menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam penyusunan laporan.

Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi sharing session dalam program daring cakap SDGs Desa episode 353, yang digelar baru-baru ini. Para peserta, yang terdiri dari pendamping desa, kader pembangunan manusia, hingga perwakilan pemerintah desa, berbagi pengalaman dan kendala dalam menyusun laporan TPPS Desa.

“Laporan TPPS Desa ini penting karena menjadi potret capaian dan tantangan dalam upaya penurunan stunting di tingkat desa,” ujar M Sjahbana Sjam, seorang pendamping desa. “Namun, banyak desa yang masih kesulitan dalam menyusun laporan yang komprehensif dan akurat.”

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman mengenai format dan isi laporan TPPS Desa. Meskipun Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 telah memberikan panduan, namun implementasinya di lapangan masih beragam.

“Banyak desa yang masih bingung dengan apa saja yang harus dilaporkan dan bagaimana cara menyajikan datanya,” ungkap Imanuddin, seorang kader pembangunan manusia.

Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran juga menjadi kendala. Banyak desa yang kekurangan tenaga ahli untuk mengelola data dan menyusun laporan.

“Kami sangat membutuhkan pelatihan dan pendampingan yang lebih intensif agar dapat menyusun laporan TPPS Desa yang berkualitas,” tambah Imanuddin.

Kolaborasi Kunci Percepatan Penurunan Stunting

Para peserta diskusi sepakat bahwa kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut. Pemerintah desa, pendamping desa, kader pembangunan manusia, serta lembaga terkait perlu bekerja sama untuk menyusun laporan TPPS Desa yang lebih baik.

“Laporan TPPS Desa bukan hanya sekadar dokumen administratif, tetapi juga merupakan alat untuk memantau progress dan mengambil langkah-langkah perbaikan,” ujar Imanuddin.

Pentingnya Data Akurat

Data yang akurat dan terkini sangat penting dalam upaya penurunan stunting. Melalui laporan TPPS Desa, pemerintah dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang masih perlu diatasi dan merancang intervensi yang lebih efektif.

“Dengan data yang baik, kita dapat menyusun program-program yang tepat sasaran dan mengukur dampaknya secara lebih akurat,” kata Imanuddin.

Para peserta diskusi berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih besar kepada desa dalam upaya penurunan stunting, termasuk menyediakan pelatihan, pendampingan, dan sumber daya yang memadai.

“Kami optimis bahwa dengan kerja sama yang baik, kita dapat mengatasi tantangan yang ada dan mencapai target penurunan stunting nasional,” pungkas Imanuddin.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 56 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Pentingnya Penetapan APBDes Sebelum Akhir Tahun untuk Pembangunan Desa yang Berkelanjutan

28 Oktober 2024 - 09:25 WIB

Desa Diminta Optimalkan Penyusunan RAPBDes untuk Pembangunan Berkualitas

28 Oktober 2024 - 08:26 WIB

Buku Putih TPP: Inisiatif Baru untuk Perkuat Pendampingan Desa

23 Oktober 2024 - 08:36 WIB

Komunitas Ruang Cakap Desa Bersatu, Suarakan Aspirasi untuk Desa Lebih Baik

23 Oktober 2024 - 08:30 WIB

Masyarakat Desa Mendukung Visi Prabowo untuk Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan

21 Oktober 2024 - 09:19 WIB

Sukoharjo Siap Jadi Lumbung Pangan untuk Program Makan Bergizi Gratis

17 Oktober 2024 - 07:59 WIB

Trending di SDGs DESA