Kediri [DESA MERDEKA] – Kekeringan yang melanda Dusun Baran, Desa Ponggok, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, tak hanya berdampak pada kesulitan air bersih bagi warga, namun juga mengakibatkan gagal panen bagi para petani.
Sumber air irigasi yang mengering membuat tanaman para petani layu dan mati. Jumirah, salah seorang petani, mengaku gagal panen cabai akibat kekeringan ini. “Cabai saya sudah berbunga, tapi karena kekurangan air, akhirnya rontok semua,” keluhnya.
Hal serupa dialami oleh Parlan yang terpaksa menebang tanaman tebunya karena tidak mendapat cukup air. “Rugi sudah, tanaman mati, pupuk juga terbuang percuma,” sesalnya.
Kekeringan yang terjadi disebabkan oleh debit air sumber di Desa Petungroto yang menyusut drastis. Akibatnya, saluran irigasi yang mengaliri sawah-sawah di Dusun Baran, Karangwaru, dan Ponggok menjadi kering kerontang.
Warga pun kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka harus mengandalkan bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri.
“Total ada 114 kepala keluarga atau 345 jiwa yang mendapat dropping air bersih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno.
Upaya Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Kediri telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi masalah kekeringan ini. Selain memberikan bantuan air bersih, pemerintah juga berencana memasang pipa dari sumber air ke Desa Ponggok agar pasokan air lebih lancar.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) untuk pemasangan pipa,” ujar Djoko.
Namun, untuk masalah gagal panen, Djoko mengatakan bahwa itu merupakan kewenangan Dinas Pertanian dan Perkebunan.
Warga Dusun Baran juga tidak tinggal diam. Mereka secara swadaya berusaha mengatasi masalah ini dengan memperbaiki jaringan pipa yang tersumbat.
“Alhamdulillah, setelah pipa diperbaiki, aliran air sudah lebih lancar,” kata Suparlan, salah seorang warga.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.