Jakarta [DESA MERDEKA] – Setelah 444 episode menginspirasi ribuan desa di Indonesia, program Ruang Cakap SDGs Desa resmi menutup tirai dalam sebuah sesi yang penuh refleksi dan apresiasi. Namun, semangat untuk membangun desa yang cerdas dan berkelanjutan terus berkobar.
Suryokoco Suryoputro, salah satu inisiator program, memandang penutupan ini sebagai awal dari babak baru. “Angka 444 bagi saya adalah simbol kekuatan dan awal yang baru. Angka ini menggambarkan kekuatan dan keyakinan. Meski di budaya tertentu angka empat dianggap sebagai simbol akhir, saya melihatnya sebagai momentum baru untuk melihat pintu-pintu lain yang terbuka,” ujarnya.
Suryokoco juga menyoroti pentingnya semangat kolektif untuk terus berinovasi, terutama dalam membangun ruang komunitas digital desa yang menjadi inti dari konsep Desa Cerdas. Menurutnya, ruang digital ini bukan sekadar infrastruktur fisik seperti internet atau televisi, melainkan ruang komunikasi yang mampu menghubungkan seluruh warga desa melalui teknologi.
“Ketika ruang komunitas digital terbentuk, kita tidak hanya menghidupkan desa, tetapi juga menyalakan lilin-lilin pengetahuan di seluruh Indonesia,” jelasnya dengan penuh optimisme.
Selama tiga tahun, Ruang Cakap SDGs Desa telah menjadi wadah bagi para pendamping desa, perangkat desa, dan pegiat pembangunan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Program ini juga telah berhasil membangun komunitas digital yang kuat di tingkat desa, memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi yang lebih efektif.
“Ruang digital bukan hanya sekadar platform teknologi, tetapi juga ruang bagi warga desa untuk berinteraksi, berdiskusi, dan menemukan solusi bersama,” tambah Suryokoco.
Belajar dari Program dan Harapan Masa Depan
Ruang Cakap SDGs Desa telah menjadi tempat berbagi wawasan dan pengalaman yang luar biasa bagi para pendamping profesional, perangkat desa, dan pegiat pembangunan di seluruh Nusantara. Dalam sesi tersebut, Suryokoco juga mengapresiasi para host yang telah berkontribusi tanpa pamrih demi keberhasilan program.
“Ini murni pengabdian dari para host dan pendamping. Tidak ada apresiasi material, tetapi semangat mereka luar biasa,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa semangat ini tidak akan berhenti di sini. Program-program seperti LMS Kemedesa dan OVP Akademi Desa diharapkan mampu melanjutkan misi pemberdayaan desa di masa mendatang.
Menghadapi Era Baru Desa Digital
Konsep Desa Cerdas yang dibahas dalam sesi ini menawarkan harapan besar untuk percepatan transformasi digital di desa. Suryokoco menekankan pentingnya keterlibatan pendamping profesional dalam membangun komunitas digital yang interaktif, seperti grup WhatsApp desa yang dapat menjadi pusat informasi dan komunikasi.
“Ketika teknologi diterapkan dengan benar, desa-desa kita akan bergerak lebih cepat, tidak hanya menuju kesejahteraan, tetapi juga menuju kemajuan yang merata,” katanya.
Dengan ditutupnya Ruang Cakap SDGs Desa, semangat yang telah dibangun melalui program ini diharapkan terus hidup dalam berbagai bentuk inisiatif baru. Sebagaimana pesan penutup Suryokoco, “Semua yang dilakukan dengan niat baik pasti akan menemukan jalan dan tempat yang baik pula.”
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.