Beijing [DESA MERDEKA] – Belasan Kepala Desa (Kades) dari berbagai daerah di Indonesia tengah mengikuti program benchmarking di China. Salah satu destinasi yang paling menarik perhatian adalah Pasar Induk Xinfadi di Beijing, yang dikenal sebagai pasar terbesar di Asia. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik dalam pengelolaan pasar tradisional dan pengembangan desa.
Pasar Xinfadi yang telah beroperasi selama 36 tahun ini menyajikan gambaran yang sangat berbeda dengan pasar tradisional di Indonesia. Dengan luas 1,12 kilometer persegi dan teknologi canggih yang mendukung operasionalnya, pasar ini mampu menampung volume perdagangan yang sangat besar. Sistem pembayaran elektronik, pemantauan digital, serta tata letak yang modern membuat pasar ini efisien dan menarik bagi pengunjung.
Ari Setiawan, Kepala Desa Krasak dari Magelang, mengungkapkan kekagumannya terhadap Pasar Xinfadi. “Saya melihat banyak potensi yang bisa kita adopsi untuk mengembangkan Pasar Krasak,” ujarnya. Ia berharap dapat menerapkan sistem zonasi komoditas dan meningkatkan pendapatan desa melalui pengelolaan pasar yang lebih baik.
Potensi Pengembangan Desa
Kunjungan para Kades ke China diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam pengembangan desa di Indonesia. Beberapa hal yang dapat diadopsi antara lain:
- Pemanfaatan teknologi: Penggunaan teknologi seperti sistem pembayaran elektronik dan pemantauan digital dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan pasar.
- Tata kelola yang baik: Pasar Xinfadi memiliki tata kelola yang sangat baik, mulai dari kebersihan, zonasi komoditas, hingga sistem keamanan.
- Pengembangan produk lokal: Pasar Xinfadi menampilkan produk-produk pertanian yang dikemas dengan menarik, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk lokal.
- Kemitraan dengan berbagai pihak: Pasar Xinfadi menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti petani, distributor, dan pemerintah, untuk memastikan pasokan produk yang stabil dan berkualitas.
Tantangan dan Peluang
Meskipun terdapat banyak hal positif yang dapat dipelajari dari Pasar Xinfadi, para Kades juga perlu mempertimbangkan kondisi dan potensi masing-masing desa. Tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan modal perlu diatasi agar dapat menerapkan inovasi yang sesuai.
Namun, kunjungan ini juga membuka peluang bagi desa-desa di Indonesia untuk berkembang menjadi pusat perekonomian lokal yang lebih kuat. Dengan pengelolaan pasar yang baik, desa dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), sangat mendukung program benchmarking ini. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Danton Ginting Munthe, berharap kegiatan ini dapat memberikan inspirasi bagi para kepala desa dalam perencanaan pembangunan desa yang lebih komprehensif.
“Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan inspirasi yang berharga untuk implementasi pembangunan desa di Indonesia,” ujar Danton.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.