Jakarta [DESA MERDEKA] – Sebuah inovasi menarik datang dari sektor pertanian desa. Melalui konsep integrated farming, masyarakat desa berhasil mengubah sampah organik menjadi sumber daya produktif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Inisiatif yang dibahas secara daring melalui program cakap SDGs Desa edisi 357 ini, bermula dari pembentukan lembaga Posyantek Desa yang bertugas mencari teknologi tepat guna, untuk mengelola sampah organik rumah tangga pedesaan. Melalui proses budidaya magot, sampah organik tersebut diolah menjadi sumber protein bagi ternak seperti ayam dan ikan. Kotoran ternak yang kaya nutrisi kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman hidroponik, seperti padi.
“Konsepnya sangat menarik,” ujar Samsul Ma’arif, TAPM Kabupaten Klaten, salah satu inisiator program ini. “Dari sampah yang selama ini dianggap masalah, kita bisa menghasilkan berbagai produk pertanian, mulai dari telur ayam, ikan, hingga padi organik. Ini membuktikan bahwa dengan inovasi dan pengelolaan yang tepat, pertanian desa bisa menjadi sangat produktif.”
Tantangan dan Peluang
Meskipun konsep integrated farming ini menjanjikan, namun implementasinya tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat desa. Dibutuhkan pendampingan yang berkelanjutan agar masyarakat desa dapat mengelola sistem ini dengan baik dan berkelanjutan.
“SDM adalah kunci keberhasilan program ini,” lanjut Samsul. “Kami perlu memastikan bahwa masyarakat desa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengelola seluruh proses, mulai dari pengolahan sampah hingga pemasaran produk.”
Selain itu, tantangan lain adalah pemasaran produk organik. Meskipun permintaan pasar terhadap produk organik semakin meningkat, namun petani organik seringkali kesulitan menembus pasar yang lebih luas.
Potensi yang Menjanjikan
Meski demikian, potensi integrated farming sangatlah besar. Selain meningkatkan produktivitas pertanian, konsep ini juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan.
“Dengan integrated farming, kita tidak hanya menghasilkan pangan yang sehat dan berkualitas, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” tambah Samsul. “Ini adalah solusi yang sangat relevan dengan tantangan yang kita hadapi saat ini.”
Inovasi integrated farming di desa menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pertanian desa dapat menjadi lebih produktif, berkelanjutan, dan inklusif. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.