Padang, Sumatera Barat [DESA MERDEKA] – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, secara resmi mencanangkan gerakan “Farm the Future” atau pertanian masa depan di Auditorium Gubernuran, Kamis (9/10/2025). Gerakan ini merupakan inisiatif strategis pemerintah provinsi untuk mengatasi ancaman krisis pangan global sekaligus mendorong regenerasi petani di tengah sektor yang kian menua.
Mahyeldi menjelaskan bahwa Farm the Future hadir sebagai upaya membangkitkan minat generasi muda untuk kembali menekuni pertanian. Sektor ini diyakini menjadi jawaban krusial terhadap tantangan global dan domestik.
“Gerakan Farm the Future ini kita hadirkan untuk membangkitkan minat anak muda bertani. Sekaligus jawaban dari isu tantangan krisis pangan global,” ujar Mahyeldi.
Gubernur mengakui bahwa sektor pertanian Sumbar saat ini menghadapi sejumlah tantangan struktural dan regeneratif. Data Sensus Pertanian 2003 menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan: hanya 21,93 persen petani di Sumbar yang termasuk kategori milenial (usia 19 hingga 39 tahun).
“Kalau hari ini kita tidak bergerak, 10 atau 30 tahun ke depan siapa yang akan menanam, siapa lagi yang akan memproduksi pangan?” tegasnya, menyoroti lambannya regenerasi yang berpotensi mengancam ketahanan pangan di masa depan.
Selain isu regenerasi, Mahyeldi juga menyoroti produktivitas pertanian yang tumbuh landai, sementara tuntutan pasar terus meningkat. Produktivitas padi masih berada di kisaran 5 ton per hektare, dan inflasi regional sempat dipicu oleh gangguan produksi komoditas seperti cabai merah. Kondisi ini, menurutnya, membuka peluang besar bagi generasi muda untuk mengimplementasikan pertanian cerdas berbasis teknologi atau smart farming.
Beberapa inovasi yang mulai didorong termasuk metode green house untuk memitigasi dampak cuaca ekstrem dan hidroponik sebagai solusi keterbatasan lahan di kawasan perkotaan.
“Kita ingin anak muda melihat bahwa pertanian hari ini bukan lagi kerja tangan semata, tapi kerja pikiran, riset, dan inovasi. Ada banyak peluang yang bisa tumbuh, dari hulu hingga hilir,” tambah Mahyeldi.
Ia menekankan bahwa smart farming tidak hanya mendorong regenerasi petani dengan pendekatan modern, tetapi juga membuka jalan bagi tumbuhnya startup agro dan ekosistem ekonomi pertanian berkelanjutan.
Mursalim, selaku inisiator gerakan, sejalan dengan Gubernur, menyampaikan bahwa visi besar Farm the Future adalah mengubah citra petani menjadi profesi modern dan bergengsi. “Kami ingin milenial Sumbar melihat profesi petani bukan sebagai pekerjaan yang ketinggalan zaman, tetapi sebagai karier yang cerdas, keren, dan berprestasi,” ujarnya.
Sebagai wujud komitmen kolektif, pencanangan gerakan ini diakhiri dengan penandatanganan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumbar, Forkopimda, perbankan, BUMN, media, kelompok petani milenial, dan akademisi. Gerakan ini diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan sektor pertanian Sumbar dengan semangat inovasi dan dukungan kaum muda.



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.