Batang [DESA MERDEKA] – Di tengah pesatnya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang yang diresmikan pada 20 Maret 2025, perhatian khusus justru tertuju pada peningkatan kualitas hidup dan pelestarian lingkungan di tingkat desa. Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, terutama di desa-desa seperti Gringsingsari, Kecamatan Wonotunggal.
Saat menghadiri Haul Syeh Abdurrahman Pangeran Sunan Kajoran di Desa Gringsingsari (10/4/2025), Bupati Faiz Kurniawan menyampaikan visinya untuk mewujudkan desa yang bersih dan sehat seiring dengan perkembangan industri. Ia mendorong setiap desa untuk memiliki Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dengan mengedepankan prinsip 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).
“Salah satu tantangan yang kita hadapi adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, baik di pemukiman maupun di lokasi wisata. Maka dari itu, kami dorong agar di setiap desa muncul Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dengan prinsip 3R—Reduce, Reuse, Recycle,” tutur Faiz.

Fokus pada pengelolaan sampah di tingkat desa, seperti Gringsingsari, bukan hanya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, tetapi juga untuk membangun desa yang sehat dan mencegah dampak buruk sampah terhadap masyarakat. Bupati Faiz menekankan bahwa pengelolaan sampah yang baik dimulai dari tingkat rumah tangga, dengan mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan sisa makanan sebagai kompos dan memilah sampah organik serta non-organik sebelum disalurkan ke TPST.
Desa Gringsingsari sendiri memiliki nilai historis dan spiritual yang signifikan bagi masyarakat Batang. Selain menjadi tempat peringatan Haul Syekh Abdurrahman Sunan Pangeran Kajoran, tokoh agama yang dihormati, desa ini juga berpotensi menjadi bagian dari jaringan desa wisata religi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan keasrian Gringsingsari menjadi prioritas seiring dengan perkembangan KEK Industropolis di sekitarnya.
Pengembangan KEK Industropolis Batang sebagai kawasan industri, logistik, transportasi, pariwisata, dan properti berskala nasional menjadi motor penggerak ekonomi baru di Jawa Tengah. Namun, Bupati Faiz memastikan bahwa kemajuan industri ini tidak akan mengabaikan kualitas hidup masyarakat di tingkat desa. Program TPST di Gringsingsari dan desa-desa lainnya adalah wujud komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, di mana kemajuan industri berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Dengan demikian, Gringsingsari menjadi contoh bagaimana sebuah desa dapat berbenah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya di tengah geliat pembangunan industri besar di sekitarnya. Upaya pengelolaan sampah berbasis 3R dan pelestarian nilai-nilai lokal menjadikan Gringsingsari sebagai representasi visi Kabupaten Batang untuk menjadi daerah masa depan yang maju secara ekonomi namun tetap berakar pada kearifan lokal.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.