Sukoharjo [DESA MERDEKA] – Sebagai langkah penting untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, Desa Kayuapak baru-baru ini menyelenggarakan lokakarya “Team Building dan Pencetusan Gagasan” untuk Sekolah Desa Inklusi. Acara yang merupakan kerja sama antara PC Lakpesdam NU Sukoharjo dan Kementerian Desa PDTT ini menandai momen penting dalam perjalanan desa untuk membangun masyarakat yang inklusif, dimana semua orang merasa dihargai dan dilibatkan.
Diadakan di balai desa pada hari Jumat, 13 September 2024, acara ini mempertemukan 50 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk perangkat desa, tokoh masyarakat, kelompok perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Hari itu diisi dengan diskusi, lokakarya, dan sesi berbagi ide yang bertujuan untuk menciptakan peta jalan untuk Kayuapak yang lebih inklusif.
“Desa kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkembang,” kata Kepala Desa Wahyu Jadmiko. “Dengan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, kami tidak hanya memenuhi kewajiban moral kami, tetapi juga memperkuat komunitas kami secara keseluruhan.”
Salah satu yang menarik dari acara ini adalah presentasi dari Nurul Hidayah, Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Darussalam Mojolaban. Ia menekankan pentingnya mengubah pola pikir untuk benar-benar merangkul inklusivitas. “Ini bukan hanya tentang aksesibilitas fisik,” jelasnya. “Ini tentang menciptakan masyarakat di mana semua orang merasa diterima dan dihormati.”
Para peserta secara aktif terlibat dalam diskusi tentang langkah-langkah konkret untuk membuat desa menjadi lebih inklusif. Ide-ide yang muncul mulai dari membangun infrastruktur yang mudah diakses hingga melaksanakan program pelatihan berbasis keterampilan untuk kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Ibu Siti, seorang anggota kelompok perempuan di desa, mengusulkan untuk mendirikan koperasi bagi perempuan penyandang disabilitas untuk memberdayakan mereka secara ekonomi.
Acara ini diakhiri dengan rasa kebersamaan yang kuat dan komitmen bersama untuk menciptakan Kayuapak yang lebih inklusif. Para peserta menyepakati perlunya:
- Infrastruktur yang mudah diakses: Memastikan bahwa ruang publik dan bangunan dapat diakses oleh penyandang disabilitas.
- Program pemberdayaan: Menyediakan pelatihan berbasis keterampilan dan kesempatan pendidikan bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
- Pendidikan masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang inklusivitas dan menantang stereotip.
- Pengambilan keputusan yang inklusif: Melibatkan penyandang disabilitas dan kelompok terpinggirkan lainnya dalam proses pengambilan keputusan di desa.
Seiring dengan kemajuan desa, jelaslah bahwa perjalanan menuju inklusivitas merupakan komitmen jangka panjang. Namun, dengan antusiasme dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para peserta acara ini, Kayuapak sedang dalam perjalanan untuk menjadi model inklusivitas bagi desa-desa lain di Indonesia.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.