Padang Pariaman (Desa Merdeka) : Indonesia harus mendorong investasi sektor swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Demikian disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Acara Wisuda Universitas Paramadina di Gedung Smesco, Jakarta (01/06/2023).
Dalam orasi ilmiah berjudul “Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera” Bahlil menyinggung strategi hilirisasi produk sumber daya alam (SDA) dalam negeri sehingga dapat memberikan nilai tambah.
“Sebelumnya sudah ada empat komoditas yang bahan mentahnya dilarang untuk diekspor, yakni Nikel, Bauksit, Tembaga, dan Timah. Kini diperluas cakupannya menjadi 21 komoditas yakni Batubara, Besi Baja, Emas Perak, Aspal Buton, Minyak Bumi, Gas Bumi, Sawit, Kelapa, Karet, Biofuel, Kayu Log, Getah Pinus, Udang, Perikanan, Rajungan, Rumput Laut, dan Garam.”
Hadir dalam acara ini Senat Universitas Paramadina, wisudawan program studi untuk Sarjana dan Magister, LLDikti Wilayah III diwakili Prita Ekasari, ST, MMSi, dan undangan lainnya.
Wakil Rektor Dr. Fatchiah E. Kertamuda dalam sambutannya, menyatakan kegembiraannya, “Wisuda Sarjana dan Magister ke-38 Universitas Paramadina, meluluskan 265 wisudawan. Terdiri dari 166 wisudawan Program Sarjana dan 99 wisudawan Program Magister.”
Pratiwi Astar, M.Sc – Ketua Yayasan Wakaf Paramadina melalui sambutannya, menyatakan bahwa setiap lulusan harus menyiapkan diri dan mewaspadai akan peran Artificial Intelligence – AI yang mulai merambah dalam kehidupan sehari-hari.
“AI ini akan membawa perubahan besar dalam cara hidup kita, peran kita, terlebih dalam dunia kerja. Bangunlah network atau jaringan baik bersama tim, teman-teman di luar dan juga almamater, tingkatkan kolaborasi dan kemampuan kinerja untuk memastikan kalian dapat bekerja sama dengan teknologi Artificial Intelligence untuk mencapai tujuan bersama,” pesannya.
Sementara Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc, Ph.D. dalam sambutannya berpesan kepada para lulusan, supaya selalu bersabar dan berdoa ketika menghadapi kegagalan sebagai tantangan dalam hidup.
“Dengan bersabar, kita dapat mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan usaha dan mencari jalan keluar. Berdoa juga memberikan kekuatan spiritual dan harapan bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Di sisi lain, jangan menjadi sombong saat meraih kesuksesan. Jangan lupa, bahwa kesuksesan tidak konstan, maka sikap rendah hati, menghindari perasaan sombong yang dapat merusak hubungan dan reputasi,” pungkasnya.
Sumber : Arief Tito – Manajer Media dan Visual Universitas Paramadina.
Penggiat Desa. Lakukan yang Perlu saja (Prioritas).
Kita Gak perlu memenangkan semua Pertempuran.
Tinggal di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.