Jepara [DESA MERDEKA] – Siapa sangka, sebuah perpustakaan di tingkat desa mampu bertransformasi menjadi motor penggerak perubahan digital dan pemberdayaan masyarakat? Perpustakaan Desa Tulakan, yang terletak di Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, telah membuktikan bahwa dengan sentuhan inovasi, perpustakaan bukan lagi sekadar gudang buku, melainkan episentrum kemajuan desa.
Dalam tiga tahun terakhir, alokasi Dana Desa sebesar Rp160.000.000 telah menjadi katalisator utama transformasi digital perpustakaan ini. Dana tersebut dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat sistem digitalisasi koleksi buku, melengkapi fasilitas pendukung, hingga menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan. Kerja keras dan komitmen ini membuahkan hasil yang membanggakan, menjadikan Perpustakaan Desa Tulakan sebagai salah satu perpustakaan desa yang aktif berkontribusi dalam pelaporan kegiatan ke Perpustakaan Nasional.
Pengelola Perpustakaan Kucica Desa Tulakan, Ardi Yudha Saputra, dengan antusias menyampaikan undangan istimewa yang diterima, “Besok, hari Rabu tanggal 6 November 2024, kami mendapat kehormatan diundang ke Bali oleh Perpusnas untuk menerima penghargaan dan apresiasi atas keaktifan kami dalam melaporkan kegiatan perpustakaan.”
Keberhasilan Perpustakaan Desa Tulakan tidak instan. Transformasi digital dilakukan secara komprehensif. Selain tetap menyediakan koleksi buku fisik yang beragam, perpustakaan ini juga memperkaya layanannya dengan akses ke berbagai konten digital. Masyarakat kini dapat menikmati e-book, audiobook, jurnal ilmiah, hingga video pembelajaran melalui platform digital yang disediakan.
Guna memastikan kemudahan akses bagi seluruh lapisan masyarakat, perpustakaan menyediakan fasilitas komputer dan internet gratis. Langkah inovatif lainnya adalah pengembangan aplikasi mobile yang memungkinkan pengunjung untuk mencari koleksi buku, melakukan peminjaman, hingga mengakses konten digital kapan saja dan di mana saja.
Lebih dari sekadar digitalisasi, Perpustakaan Desa Tulakan juga aktif menjalankan berbagai program inklusif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan beragam kelompok masyarakat. Beberapa program unggulan yang menjadi daya tarik perpustakaan ini antara lain Pojok Baca Anak yang didesain menarik dan interaktif, Kelas Literasi Digital untuk meningkatkan keterampilan digital masyarakat, Workshop Kewirausahaan bagi pelaku UMKM desa, serta Diskusi Buku yang menjadi wadah bertukar pikiran dan menambah wawasan.
Dampak positif dari berbagai inovasi ini telah dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Tulakan. Minat baca, terutama di kalangan anak-anak dan remaja, mengalami peningkatan signifikan. Kemampuan literasi digital masyarakat juga meningkat, membuka akses ke informasi yang lebih luas dan memberdayakan mereka dalam memanfaatkan teknologi. Lebih jauh lagi, program kewirausahaan yang diinisiasi perpustakaan turut berkontribusi pada penguatan ekonomi lokal. Perpustakaan kini menjelma menjadi pusat informasi dan pembelajaran yang memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan diri dan lingkungannya secara aktif.
Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, Perpustakaan Desa Tulakan menyadari adanya tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran. Namun, tantangan ini justru menjadi pemicu untuk terus berinovasi dan mencari peluang pengembangan yang lebih luas. Kerjasama yang lebih erat dengan sekolah-sekolah, pengembangan koleksi khusus bertema sejarah dan budaya lokal, serta pemanfaatan teknologi informasi yang lebih canggih seperti kecerdasan buatan, menjadi agenda pengembangan perpustakaan ke depan. Kisah sukses Perpustakaan Desa Tulakan diharapkan dapat menginspirasi perpustakaan desa lainnya di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.