Pringsewu, Lampung [DESA MERDEKA] – Paguyuban Banteng Suro dan Panjisewu Kabupaten Pringsewu kembali menggelar bakti sosial berupa pengobatan alternatif terapi non-medis. Kegiatan ini bertujuan memberikan relaksasi dan peregangan otot bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus menjadi ajang untuk melestarikan budaya lokal.
Pada Minggu, 14 September 2025, kegiatan bakti sosial tersebut diadakan di Dusun Sinar Bontor, Pekon Sinar Mulya, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Berbeda dari biasanya, acara kali ini tidak disertai pertunjukan seni kuda lumping karena keterbatasan tertentu. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat paguyuban dalam memberikan bantuan.

Meski dengan segala keterbatasan alat dan tenaga, pengabdian mereka tetap terlaksana. Paguyuban Banteng Suro dan Panjisewu percaya bahwa pelestarian adat dan budaya, seperti tari kuda lumping, adalah warisan leluhur yang harus dijaga dari pengaruh budaya asing. Mereka berharap dapat menularkan semangat ini kepada generasi muda melalui berbagai kegiatan.
Di tengah era modern yang serba digital, pemahaman masyarakat terhadap budaya Indonesia cenderung menurun. Banyak yang menganggap kebudayaan sebagai hal kuno dan tidak relevan. Salah satu contohnya adalah keris, yang sering disalahpahami sebagai benda mistis dan syirik, padahal memiliki nilai budaya yang sangat tinggi.

Paguyuban Banteng Suro dan Panjisewu berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya. Mereka ingin menepis anggapan negatif tersebut dan menunjukkan betapa berharganya warisan leluhur bangsa Indonesia. Selain dua paguyuban ini, masih banyak komunitas lain yang juga giat mengenalkan seni dan budaya dengan berbagai metode, guna memperkuat pemahaman masyarakat terhadap identitas bangsa.
Kegiatan bakti sosial dan pelestarian budaya seperti ini menunjukkan peran aktif masyarakat dalam menjaga warisan leluhur. Dengan terus mengadakan acara serupa, diharapkan kesadaran akan pentingnya budaya Indonesia semakin meningkat di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.

Penulis merupakan anak desa yang ingin memuliakan desa serta menjunjung tinggi marwah dan cita – cita desa



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.