Menu

Mode Gelap
Dedikasi Pendamping Desa di Kampar Berakhir Tragis Pringsewu Pecah Jadi 128, Dua Pekon Baru Siap Maju! Jeritan Warga Bireuen: Hutan Adat Dijual Mafia Tanah? Awas Hoax! Rekrutmen Kopdes Merah Putih Belum Dibuka Menkop Kagumi Kopdes NTT, Soroti Peran Perempuan

DESA · 14 Des 2024 05:16 WIB ·

Mobil Dinas Desa: Antara Prestise dan Kesejahteraan Masyarakat


					Mobil Dinas Desa: Antara Prestise dan Kesejahteraan Masyarakat Perbesar

Batulicin [DESA MERDEKA] – Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tanah Bumbu telah mencapai kemajuan yang signifikan. Namun, di tengah pencapaian tersebut, muncul pertanyaan mengenai penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang semakin beragam. Salah satu yang menarik perhatian adalah maraknya pengadaan mobil operasional desa dengan merek-merek ternama seperti Avanza Veloz, Mitsubishi Xpander, dan Toyota Rush.

Prioritas: Mobil Mewah atau Kesejahteraan Masyarakat?

Meskipun pengadaan mobil operasional desa diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Tanah Bumbu Nomor 48 Tahun 2024, perlu dipertanyakan apakah pengadaan mobil-mobil mewah ini sejalan dengan prioritas utama pembangunan desa. Apakah dana desa yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti perbaikan infrastruktur dasar, fasilitas kesehatan, atau pendidikan, tidak lebih mendesak?

Andi Rustianto, anggota Komisi I DPRD Tanah Bumbu, mengungkapkan bahwa sebagian besar desa telah menganggarkan mobil operasional. “Namun, beberapa desa lainnya memilih fokus pada prioritas lain,” ujarnya. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai penggunaan dana desa yang optimal.

Potensi Masalah dan Solusi

Pengadaan mobil operasional desa yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa masalah, antara lain:

  • Kurangnya transparansi: Proses pengadaan mobil seringkali kurang transparan, sehingga memunculkan dugaan adanya penyimpangan anggaran.
  • Beban biaya operasional: Biaya perawatan dan bahan bakar mobil operasional dapat membebani APBDes dan mengurangi anggaran untuk program-program prioritas lainnya.
  • Kurangnya akuntabilitas: Penggunaan mobil operasional desa seringkali tidak diawasi dengan ketat, sehingga berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Peningkatan pengawasan: Pemerintah daerah perlu memperketat pengawasan terhadap penggunaan APBDes, termasuk dalam pengadaan mobil operasional desa.
  • Transparansi anggaran: Informasi mengenai penggunaan APBDes harus dipublikasikan secara luas agar masyarakat dapat mengawasi dan memberikan masukan.
  • Standarisasi spesifikasi mobil: Pemerintah daerah perlu menetapkan standar spesifikasi mobil operasional desa yang lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan.
  • Prioritaskan kebutuhan dasar: Penggunaan APBDes harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.

Pengadaan mobil operasional desa di Tanah Bumbu merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penggunaan APBDes harus selalu diorientasikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan yang ketat dan mekanisme yang jelas untuk memastikan bahwa dana desa digunakan secara efektif dan efisien.

 

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 13 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Jalan Pembetokan Rusak? URC Bekasi Gercep Bertindak!

17 Mei 2025 - 12:39 WIB

Suban Gerak Cepat Wujudkan Koperasi Merah Putih

17 Mei 2025 - 12:01 WIB

Margakaya Solidkan Tekad: Ketahanan Pangan Prioritas!

16 Mei 2025 - 16:53 WIB

Koperasi Merah Putih Lahir di Baru Ranji, Harapan Ekonomi Desa

16 Mei 2025 - 13:41 WIB

Beton pun Jadi Kebun: Inovasi Tani Pemuda Banda Aceh

16 Mei 2025 - 09:06 WIB

Inspektorat Halsel Gerak Cepat Audit Khusus Dana Desa Imbu-Imbu: Transparansi dan Ancaman Pidana Jadi Sorotan

15 Mei 2025 - 22:13 WIB

Trending di DESA