Bangka [DESA MERDEKA] – Kabupaten Bangka, dengan pesona alam dan budayanya yang kaya, terus menggeliat mengembangkan sektor pariwisata. Salah satu fokus utamanya adalah optimalisasi potensi desa wisata, sebuah konsep yang menempatkan masyarakat sebagai aktor utama, bukan sekadar objek. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menegaskan komitmen ini, menjadikan partisipasi aktif warga sebagai fondasi keberlanjutan.
Hal tersebut mengemuka dalam perbincangan hangat di program Siaran Budaya Belajasumba Pro4 pada Sabtu (24/5/2025) lalu. Kepala Disbudpar Kabupaten Bangka, Rismy Wira Madonna, yang hadir sebagai narasumber, memaparkan bahwa program desa wisata, yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berjalan kurang lebih lima tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, termasuk di Kabupaten Bangka. Inisiatif ini terbukti mampu membangkitkan semangat kolektif warga untuk menggali dan mempromosikan keunikan daerahnya masing-masing.

Menjawab pertanyaan dari penyiar Rara mengenai jumlah desa wisata yang telah berkembang, Rismy menjelaskan pencapaian yang cukup signifikan. “Meskipun banyak destinasi wisata menarik yang menjadi tujuan wisatawan, untuk desa wisata sendiri, hingga saat ini telah terbentuk 14 desa wisata,” ungkapnya. “Keempat belas desa ini didukung oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang aktif, dan kabar baiknya, satu Pokdarwis lagi sedang dalam proses pembentukan,” tambah Rismy, mengisyaratkan antusiasme masyarakat yang terus tumbuh.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penetapan sebuah desa menjadi desa wisata tidak sembarangan. Ada kriteria fundamental yang harus dipenuhi. “Potensi daya tarik wisata yang kuat, baik itu alam, budaya, maupun buatan, menjadi syarat awal,” jelasnya. Namun, potensi tersebut tidak akan berarti tanpa dukungan sumber daya manusia (SDM) atau komunitas yang mumpuni dalam pengelolaan, serta ketersediaan sarana prasarana yang memadai dan aksesibilitas yang baik.
“Akan tetapi, yang paling utama itu sebenarnya adalah komunitas itu sendiri, SDM yang betul-betul sadar akan wisata. Jadi, penggeraknya dimulai dari komunitas desa setempat yang harus aktif, kemudian mereka mampu menonjolkan ciri khas dari daerah tersebut,” tegas Rismy. Kesadaran dan inisiatif dari masyarakat lokal inilah yang menjadi denyut nadi keberhasilan desa wisata. Merekalah yang paling memahami seluk-beluk potensi desanya, menjaga kearifan lokal, dan memberikan sentuhan keramahan khas yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung. Dengan masyarakat sebagai garda terdepan, desa wisata di Kabupaten Bangka diharapkan tidak hanya menjadi destinasi menarik, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif dan pelestarian budaya yang berkelanjutan.

Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.