Jakarta (DESA MERDEKA) – Gelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo baru saja selesai dilaksanakan pada tanggal 7-11 Mei 2023 lalu. Sebagai tindak lanjut dan sosialisasi pencapaian hasil pertemuan tersebut, Kementerian Luar Negeri mengundang Kementerian/Lembaga dalam Rapat Pleno Sekretariat Nasional ASEAN yang diselenggarakan pada hari Jumat, 26 Mei 2023 di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri. Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi selaku focal point Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia turut menghadiri rapat pleno tersebut.
Untuk mendukung Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan, Kemendes PDTT menginisiasi pembentukan Jejaring Desa ASEAN (ASEAN Village Network) sebagai upaya untuk menjalin kerja sama desa dan mengarusutamakan pembangunan desa di skala regional. ASEAN Village Network telah diadopsi pada Leaders Statement dalam agenda KTT ke-42.
“Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, siap menyukseskan usulan tersebut. Saat ini telah kami melaksanakan sosialisasi dan koordinasi terkait dengan penunjukan desa nominasi dan persiapan pembahasan Kerangka Kerja ASEAN Village Network yang nantinya akan dinotasi dalam KTT ASEAN selanjutnya pada bulan September 2023,” ujar Sugito S.Sos, M.H., Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan.
Rapat koordinasi dan sosialisasi tersebut dihadiri oleh 9 perwakilan desa yang menjadi desa nominasi meliputi 3 (tiga) kategori yaitu Desa Wisata, Desa Digital dan Desa OVOP (One Village One Product) serta diikuti oleh perwakilan DInas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten terkait.
“Berbagai persiapan telah kami lakukan diantaranya ialah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat ASEAN. Saat ini kami sedang mempersiapkan pelaksanaan Pertemuan ASEAN Village Network Pertama yang rencananya akan kami lakukan pada bulan Juli secara back-to-back dengan agenda SOMRDPE Indonesia, yaitu ASEAN Collaborative Forum on Localizing SDGs in Village Level dan ASEAN Rural Culture Expo in Framework of ASEAN Identity,” lanjut Sugito.
Bukti kesiapan lainnya ialah dengan menominasikan Desa-desa yang telah mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat Nasional maupun Provinsi dalam bidang pariwisata, digital dan produk unggulan. Kesembilan desa tersebut mewakili masing-masing bidang, yaitu Desa Wisata meliputi Desa Mangunan, Yogyakarta, Desa Kembang Kuning, NTB, dan Desa Sekapuk Jawa Timur; Desa Digital mencakup Desa Cibiru Wetan, Jawa Barat, Desa Duda Timur, Bali, dan Desa Kubu, Kalimantan Barat; OVOP mencakup Desa Muara Badak Ulu, Kalimantan Timur, Desa Namang, Kepulauan Bangka Belitung dan Desa Blendung, Jawa Tengah.
Melalui ASEAN Village Network ini, desa nominasi anggota tersebut nantinya akan saling berbagi pengalaman dan praktik baik dalam membangun dan memberdayakan masyarakat desa terkait dengan ketiga bidang tersebut.
“Ini adalah inisiasi yang berasal dari desa untuk menyeimbangkan pembangunan, jika kota-kota di ASEAN mempunyai jejaring yang bernama ASEAN Smart City Network maka desa mempunyai ASEAN Village Network, jejaring yang akan bersama membangun ASEAN dari desa,” pungkas Sugito.
Penulis Bekerja di Kementerian Desa PDTT RI Sebagai Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Desa di Kabupaten Pesawaran
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.