Jakarta [DESA MERDEKA] – Masih lebarnya kesenjangan digital di Indonesia, dimana baru 56% desa di seluruh Indonesia yang sudah terhubung dengan kabel serat optik, membuat Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana untuk mempercepat eksplorasi penerapan fix wireless atau 5G untuk menjawab permasalahan mendasar terkait keterjangkauan infrastruktur digital di Indonesia.
“Oleh karena itu di 2025, Kemkomdigi akan mempercepat eksplorasi penerapan teknologi fix wireless atau 5G,” ujar Menteri Komdigi Meutya Hafid, dalam Indonesia Digital Economy Outlook 2025, Jumat, 13 Desember 2024.
Pembangunan infrastruktur digital, disebut Meutya, selain menopang pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air, dalam kesehariannya memiliki arti penting dan sangat mendukung hampir seluruh aspek kehidupan, baik dalam bidang kesehatan pendidikan, hingga pelayanan publik di pemerintahan daerah.
Eksplorasi 5G
Meutya menuturkan, pengadaan teknologi itu akan difokuskan bagi daerah yang tidak beririsan dengan fiber optik, khususnya bagi masyarakat yang memang belum mampu untuk mendapatkan akses internet biasa.
Meutya juga mengeklaim penerapan teknologi itu nantinya juga akan menyediakan internet berkualitas dengan harga terjangkau, sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses internet.
“Artinya, Internet akan jauh lebih murah dan berkualitas. Tentunya penerapan ini bertujuan untuk menyediakan Internet yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Meutya.
Sustainable financing
Dalam slide pemaparan, pihaknya tengah melakukan pengkajian dari beberapa hal dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut, seperti tax holiday, pusat data berbasis energi hijau, dan implementasi carbon pricing.
“Pengkajian insentif fiskal dan sustainable financing untuk mempercepat investasi menjadi fokus pembangunan infrastruktur digital,” tulis bahan paparan Meutya.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.