Padang, Sumatera Barat [DESA MERDEKA] – Oktober 2015 Kota ini menjadi saksi penting sebuah pertemuan internasional saat dipercaya menjadi tuan rumah Pertemuan Dewan Menteri Indian Ocean Rim Association (IORA) ke-15. Bukan sekadar forum diplomasi antarnegara, pertemuan itu menjadi momentum penting bagi Padang dan Indonesia untuk menegaskan diri sebagai pusat budaya dan kekuatan maritim di kawasan Samudra Hindia.
IORA sendiri berdiri sejak 1997 dengan misi memperkuat kerja sama antarnegara pesisir Samudra Hindia dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Saat Padang dipilih menjadi tuan rumah, Indonesia juga memegang posisi penting sebagai ketua IORA periode 2015–2017. Ini menandai komitmen Indonesia untuk terus mengusung semangat regionalisme dan kerja sama berkelanjutan.
Sepuluh tahun berlalu, jejak pertemuan internasional itu masih terasa di tanah Minang. Landmark besar bertuliskan “PADANG” di Pantai Purus, yang dibangun sebagai simbol IORA, kini menjadi ikon wisata sekaligus simbol semangat keterbukaan dan keramahan Padang sebagai gerbang Samudra Hindia. Bentangan laut dan langit yang luas menyambut wisatawan dengan hangat, menggambarkan potensi besar yang dimiliki kota ini.
Dampak positif IORA sangat terasa terutama di sektor pariwisata. Saat pertemuan berlangsung, hotel-hotel di Padang penuh sesak oleh tamu dari 20 negara anggota IORA. Suara-suara asing berpadu dengan bahasa Minang di pasar dan restoran, menciptakan atmosfer multikultural yang kaya dan menghangatkan.
Kebudayaan Minangkabau pun mendapat perhatian khusus. Momen pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan penampilan 1.200 talempong sekaligus bukan sekadar rekor, melainkan simbol jiwa dan irama Minang yang mampu berbicara di panggung dunia. Dentingan talempong yang khas menjadi lambang keberagaman dan keharmonisan, nilai utama yang juga dijunjung tinggi oleh IORA dalam mempererat kerja sama antarnegara.
Bidang pendidikan turut bergerak maju. Universitas Andalas aktif menggelar kuliah umum mengenai IORA, membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya peran maritim dan diplomasi budaya. Ini menjadi investasi intelektual yang menegaskan bahwa kemajuan tidak hanya berasal dari laut atau diplomasi, tetapi juga dari kecerdasan dan semangat anak bangsa.
Pelabuhan Teluk Bayur, pintu gerbang utama Sumatera Barat, juga mendapat perhatian khusus. Potensi pengembangan industri galangan kapal membuka peluang baru bagi masyarakat Padang, sekaligus memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing kawasan Samudra Hindia.
Tak kalah menarik, kegiatan budaya bertaraf internasional seperti Padang Indian Ocean Music Festival (PIOM Fest) terus digelar. Festival ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga jembatan budaya yang menghubungkan perbedaan dan mempererat persaudaraan antarnegara anggota.
Secara keseluruhan, IORA di Padang membuka cakrawala baru bagi kota ini. Bukan hanya sebagai pusat ekonomi dan maritim, tetapi juga sebagai penjaga warisan budaya yang hidup dan berkembang. Sepuluh tahun berlalu, semangat IORA masih mengalir dalam denyut nadi masyarakat Minang, mengingatkan bahwa kekuatan sejati terletak pada harmoni antara tradisi dan modernitas.
Menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim hingga dinamika ekonomi, Padang dengan akar budaya dan kekuatan maritimnya siap melangkah bersama negara-negara Samudra Hindia, menjaga lautan luas dan budaya kaya. Jejak IORA di Padang adalah warisan yang hidup di hati dan langkah anak-anak Minang, menabur harapan dan semangat untuk masa depan.
Oleh: Deddi Ajir
Penulis adalah Alumni UIN Imam Bonjol Padang



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.