Jakarta [DESA MERDEKA] – Semangat wirausaha adalah kunci emas menuju kemakmuran inklusif! Dalam forum “Meet The Leaders”, Sabtu (11/10/2025) di Universitas Paramadina, Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa Indonesia sangat membutuhkan individu dengan ‘true entrepreneur mindset’.
“Tidak hanya di dunia bisnis, tapi juga merasuk ke sektor pemerintahan dan akademisi,” ujar Mas Sandi Uno. Ini adalah seruan untuk aksi, bukan sekadar basa-basi!
Sandiaga menyoroti rasio wirausaha Indonesia yang masih stagnan di angka 3,5%. Ia mengungkapkan fakta bahwa banyak dari 65 juta pelaku UMKM kita terpaksa menjadi wirausaha, bukan memilihnya sebagai karier yang menarik.
Padahal, kewirausahaan harus diposisikan sebagai pilihan karier yang menggiurkan, bukan sekadar jalan terakhir untuk menyambung hidup,
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020-2024 ini lantas membeberkan tiga pilar pola pikir yang wajib dimiliki wirausahawan masa kini, yaitu Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.
Inovasi adalah melihat peluang, adaptasi adalah keberanian mengambil risiko, dan kolaborasi adalah kunci untuk mengembangkan bisnis secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Pola pikir ini, sambungnya, menjadi prasyarat agar bonus demografi Indonesia benar-benar bermakna. Generasi muda harus ditanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini. Dengan demikian, bonus demografi bisa bergandengan tangan dengan bonus inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk memperkuat daya saing bangsa di kancah global.
Lebih lanjut, Sandiaga membagikan empat kunci ketahanan bisnis yang vital dalam menghadapi turbulensi global: Sense (kepekaan), Agility (ketangkasan), Strive (semangat pantang menyerah), serta membangun bisnis yang fleksibel dan tangguh. Ia menekankan, “Sense” juga berarti tidak melakukan ‘flexing’ yang tidak diterima masyarakat.
Teknologi, khususnya Kecerdasan Buatan (AI), juga mendapat sorotan tajam. Sandiaga menceritakan pengalamannya menggunakan AI untuk membuat materi promosi yang efektif meningkatkan penjualan, mengklaim produktivitas bisnis bisa melonjak hingga 40% dengan pemanfaatan AI yang tepat. Namun, ia mewanti-wanti penggunaannya harus dibarengi pemahaman yang baik.
Tak kalah penting, ia mengajak masyarakat untuk bangga dan mendukung produk lokal dengan semangat patriotik seperti di Korea.
Sandiaga meyakini kualitas produk Indonesia, dicontohkan dengan sepatu lokal yang menembus Paris Fashion Week, mampu bersaing di internasional. Dukungan ini tak hanya sebatas membeli, tetapi juga memberikan masukan konstruktif.
Sebagai penutup yang mendebarkan, Sandiaga mengingatkan bahwa bonus demografi adalah pedang bermata dua. Jika tidak dikelola dengan pengembangan keterampilan dan semangat kewirausahaan di kalangan muda, momen ini bisa berbalik menjadi bencana demografis.
Inovasi, adaptasi, kolaborasi, dan kewirausahaan adalah jalan kita menuju Indonesia Emas 2045 dan kekuatan ekonomi global! Ayo, kita bergerak!

Penggiat Desa. Lakukan yang Perlu saja (Prioritas).
Kita Gak perlu memenangkan semua Pertempuran.
Tinggal di Padang Pariaman, Sumatera Barat.



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.