Menu

Mode Gelap
BUMDes Raup Untung Besar dari Bisnis Internet, Kades Sukasari Beberkan Rincian Siswa SMA Negeri 1 Tuntang Sukses Kembangkan Wirausaha Berbasis Rempah Nusantara Pelantikan RT/RW Desa Leuwiliang: Harapan Baru untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik Galian C Ilegal di Desa Gorowong Kembali Aktif, Warga Resah Gudang Tembakau Rampung, Mojowono Mantapkan Diri Jadi Sentra Tembakau Mojokerto

LINGKUNGAN · 12 Mei 2023 06:09 WIB ·

Cara Desa Gentengkulon Bereskan Masalah 10 Ton Sampah Harian


					Cara Desa Gentengkulon Bereskan Masalah 10 Ton Sampah Harian Perbesar

Banyuwangi (DESA MERDEKA) – Walaupun Desa Gentengkulon dinobatkan sebagai salah satu desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia pada 2022 lalu, nyatanya masalah sampah masih menjadi ganjalan bagi pemdes.

“Saban hari, wilayah saya bisa menghasilkan sekitar 10 ton sampah. Dari jumlah tersebut, sebesar 3,5 ton berasal dari Pasar Genteng 1 sementara sebesar 3 ton dari Pasar Genteng 2,” papar Supandi, Kepala Desa Gentengkulon, dilansir dari KONTAN, Rabu (10/5).

Wilayah yang dipimpin Supandi ini, memang menjadi lokasi dari dua pasar besar, yakni Pasar Genteng 1 dan Pasar Genteng 2. Selain menyuplai kebutuhan pangan untuk wilayah setempat, Pasar Genteng 1 bahkan memasok hasil pertanian ke luar Banyuwangi hingga ke Bali.

“500 kilogram (sampah) berasal dari kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron. Selebihnya berasal dari sampah rumah tangga dan dari pelaku usaha lainnya,” terang Supandi.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, Supandi mengatakan, setiap rumah tangga menghasilkan 4 ons sampah saban hari. Desa Gentengkulon, sebagaimana dipaparkan Supandi, sejauh ini baru bisa mengatasi persoalan sampah sekitar 20%-30%. Terutama, untuk sampah sampah rumah tangga, misalnya, sampah sisa potongan kain yang diolah menjadi keset maupun kain pel. Sampah organik dari rumah tangga, juga sudah mampu diolah menjadi pupuk kompos.

“Yang belum bisa adalah sampah-sampah anorganik dan organik yang ditimbun di pasar-pasar.,” kata Supandi.

Selebihnya, sampah sebanyak tujuh ton yang belum mampu diolah, dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah Banyuwangi. Supandi berencana untuk memanfaatkan lahan aset desa seluas 12.000 meter persegi, sebagai tempat pengolahan sampah dari Gentengkulon. Rencana tersebut, sudah diusulkan sampai meja Bupati Banyuwangi, diiringi harapan besar Supandi, Bupati Banyuwangi bisa menyetujui rencananya untuk menyelesaikan persoalan sampah di Desa Gentengkulon.

“Saya berharap, Pemerintah Daerah Banyuwangi ikut membantu fasilitas jalan menuju lokasi lahan aset desa tersebut,” ucap Supandi.

Desa Gentengkulon yang dipimpin Supandi, sudah memiliki alat pencacah sampah, sekaligus tim pengolahan sampah terlatih yang diperoleh melalui kerja sama dengan Norwegia. Tim juga sudah mengikuti pelatihan-pelatihan dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) agar Desa Gentengkulon memiliki tim ahli.

“Jadi ketika tim ahli itu dibutuhkan sewaktu-waktu itu, kami sudah siap. Kami juga sudah punya alat pencacah sampah,” imbuhnya.

Nantinya, hasil dari pengelolaan dan pengolahan sampah akan dikembalikan kepada masyarakat. Di antaranya dalam bentuk bantuan pembayaran iuran BPJS Kesehatan bagi masyarakat tidak mampu serta pembayaran pajak masyarakat tidak mampu di Desa Gentengkulon.

“Pada akhirnya, hasilnya kami ingin untuk menyelesaikan pembayaran BPJS bagi masyarakat tidak mampu melalui hasil dari pengelolaan sampah. Selesaikan pajak yang dikenakan kepada masyarakat tidak mampu dari hasil pengolahan sampah,” harapnya.

Program tersebut akan dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah desa tahun depan. Sehingga program bisa diteruskan oleh siapa pun nantinya kepala desa yang akan terpilih selanjutnya.

“Saya ingin sampah itu jadi teman dan rekanan yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di sini,” pungkas Supandi.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 17 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Resah Lingkungannya Dirusak, Peserta Training Termotivasi Menulis Berita

16 Februari 2025 - 22:00 WIB

Camping Seru Sambil Belajar Jurnalisme di PRPM Mengare

16 Februari 2025 - 21:08 WIB

402 Desa di Aceh Sukses Kurangi Emisi Karbon Lewat Program Kampung Iklim

12 Februari 2025 - 06:35 WIB

Konflik Pengelolaan Hutan di Kediri: Akar Masalah di LMDH Adil Sejahtera

11 Februari 2025 - 10:59 WIB

Bupati Kuningan Beri Insentif Desa Peduli Lingkungan, Dorong Aksi Nyata Lestari

11 Februari 2025 - 07:16 WIB

Galian C Ilegal di Desa Gorowong Kembali Aktif, Warga Resah

10 Februari 2025 - 16:05 WIB

Trending di LINGKUNGAN