Banyumas [DESA MERDEKA] – Bagi warga Desa Cilongok, menyaksikan proses syuting film merupakan hiburan tersendiri. Setidaknya itulah yang dirasakan saat mereka menyaksikan proses syuting film Horor berjudul “Pocong Merah” yang dipusatkan di areal kawasan Obyek Wisata Curug Cipendok Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Agus (45), salah satu warga setempat, mengungkapkan rasa senangnya. “Kami benar-benar terhibur menyaksikan kegiatan ini. Saya baru tahu ternyata seperti itu syuting film,” ujarnya pada Minggu, 12 Januari 2024. Kegiatan ini tidak hanya menarik perhatian warga, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan para artis yang terlibat.
Warga pun berebut untuk berfoto dengan para artis. Aryati (34) mengungkapkan, “Alhamdulillah, saya bisa foto dengan artis. Kapan lagi bisa ketemu sama mereka yang selama ini hanya bisa ditonton di televisi?” Momen ini menjadi pengalaman berharga bagi warga yang terlibat.
Pimpinan Produksi Checklist Sinema, Ade Taufik Hidayat, SE, menyampaikan terima kasih atas dukungan warga dalam proses syuting yang dipusatkan di sebuah rumah joglo yang berada sekitar 1 kilometer dari Curug Cipenddok. “Alhamdulillah, warga Banyumas, khususnya di sekitar sini, mendukung proses produksi kami,” ujarnya saat gelar doa bersama yang menandai pembukaan syuting perdana pada Sabtu, 11 Januari 2024.
Film “Pocong Merah” tidak hanya melibatkan artis ibukota, tetapi juga pemain lokal yang sudah berpengalaman dalam film layar lebar dan sinetron. Sutradara Hendra Lee menjelaskan, “Kami benar-benar disuport talent-talent dari Banyumas, sehingga warna film ini menjadi kental berlatar belakang budaya setempat.” Ia berharap, dengan memproduksi film di daerah, para sineas dan pemain lokal dapat terangsang untuk berkreasi lebih banyak.
Hendra, yang juga penulis cerita, menambahkan, “Targetnya adalah menjadikan desa sebagai pusat kegiatan seni, khususnya film. Jangan hanya di Jakarta terus.” Nanang Anna Noor, Koordinator Komunitas Pegiat Film Banyumas (KPFB), juga menekankan pentingnya keterlibatan komunitas lokal. “Kami tidak hanya memberi kesempatan untuk ikut serta dalam film, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan lain yang bisa meringankan proses produksi,” ujarnya.
Menurut Hendra Lee, sutradara yang juga penulis cerita, pihaknya ingin banyak memproduksi film film dengan lokasi di daerah. Diharapkan para sineas atau pemain lokal bisa terangsang untuk berkreasi. ” Targetnya menjadi desa sebagai pusat kegiatan seni khususnya film. Jangan di Jakarta terus, ” tambah Hendra, sutradara kelahiran Ajibarang, Banyumas ini.
”Kebetulan kita punya komunitas yang sudah puluhan kali terlibat dalam film. Mereka tidak hanya kita beri kesempatan ikut serta.main di film tersebut, tetapi juga membantu atau mensuport kebutuhan lain yang bisa meringankan proses produksi mereka,” ujar Nanang Anna Noor, Kordinator Komunitas Pegiat Film Banyumas (KPFB).
Film Pocong Merah diangkat dari kisah nyata seorang dukun santet yang dihakimi warga hingga tewas. Peristiwa ini pernah terjadi di Deaa Kaliboyong Yogyakarta. Kejadian tersebut menjadi inspirasi kemudian dikembangkan.
Konflik menarik yang diangkat dalam film ini, persaingan dua dukun di sebuah desa. Dukun wanita, Katiyem difitnah oleh pesaingnnya, Japra, sehingga warga mengeksekusi Katiyem hingga tewas.
Arwah dukun ini kemudian gentayangan dan memburu seorang dukun saingannya yang memfitnahnya hingga ia menjadi korban pembunuhan.
Film berdurasi 100 menit ini dibintangi sejumlah artis yang sudah wara wiri tampil di layar kaca dan layar lebar . Diantaranya Ahmad Pule (Anaknya Mastur), Adinda Halona ,Yoga Warner, Billa Aurora, Ferdian Aryadi dan Nasywa Auliya. Sementara pendukung lainya pemaim dari lokal Banyumas.(nan).

Nanang Anna Noor, Jurnalis berpengalaman di media cetak,online dan televisi. Nanang Anna Noor juga seorang aktor film dan penyair Indonesia.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.