Bali [DESA MERDEKA] – Raden Roro Hendarti, sosok yang akrab disapa Bu Roro, adalah permata tersembunyi di Desa Muntang, Kemangkon, Purbalingga. Sebagai seorang pegiat literasi sejati, Bu Roro telah mengabdikan puluhan tahun hidupnya untuk menyalakan semangat membaca di desanya.
Dengan niat tulus dan komitmen yang tak tergoyahkan, Bu Roro mendirikan sebuah komunitas literasi berbasis lingkungan yang unik bernama Perpustakaan Desa Limbah Pustaka. Inisiatif kreatif ini tidak hanya menyediakan akses buku bagi warga, tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan.
Konsistensi dan tekad bulat Bu Roro dalam mencerdaskan kehidupan bangsa membuahkan hasil yang luar biasa. Berbagai penghargaan, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional, telah diraihnya. Salah satu prestasi membanggakan adalah penghargaan kategori Video Cerita Berdampak yang diterima dalam ajang Peer Learning Meeting (PLM) yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Bali pada 6-8 November bersama ratusan Pegiat Literasi di seluruh Nusantara.
Di atas panggung kehormatan, Bu Roro menerima trofi dan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya. Selain itu, ia juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp1.500.000 yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan literasi di desanya.
Perjalanan Bu Roro menuju kesuksesan tidaklah mudah. Dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Namun, bagi Bu Roro, setiap buku yang dibaca oleh anak-anak desa adalah sebuah kemenangan. Ia percaya bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang cerah.
Sebagai seorang perangkat desa, Bu Roro juga aktif melayani masyarakat. Bersama suami dan anak-anaknya, mereka kompak menjalankan misi suci sebagai pegiat literasi. Mereka membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, perubahan besar dapat dicapai.
Berkhidmat Pada Buku
Untuk mendapatkan penghargaan yang cukup prestisius tersebut bukanlah hal yang instan. Melainkan ada proses panjang yang harus dilewati. Sejak puluhan tahun lalu ia telah menghibahkan hidupnya untuk buku dan lingkungan. Keseharian Roro seorang perangkat desa selain bekerja sebagai aparatur negara, ia juga melayani siapapun yang ingin menjadi pintar dan berguna. Sehingga ia bersama suami dan anaknya kompak menjalankan misi suci sebagai Pegiat Literasi.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.