Semarang, Jawa Tengah [DESA MERDEKA] – Petani Milenial Kabupaten Semarang menunjukkan langkah progresif dengan berencana membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) di setiap kecamatan. Inisiatif ini digagas untuk mengoptimalkan pasokan kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh pemerintah, sekaligus memperkuat rantai pasok lokal.
Purnomo, Ketua Petani Milenial Kabupaten Semarang yang juga menjabat sebagai Direktur BUMDES Desa Jetis pengelola Pasar Bunga Tematik, mengungkapkan rencana strategis ini dalam sebuah diskusi internal. Diskusi tersebut mengundang dua perwakilan petani dari 18 kecamatan di Kabupaten Semarang.
“Sebenarnya ini adalah diskusi, kami mengundang 18 kecamatan, setiap kecamatan diwakili dua orang,” kata Purnomo. “Harapannya, karena saat ini banyak peluang terkait MBG, ini bisa berjalan baik hingga ke bawah.”
Purnomo menjelaskan, jaringan Petani Milenial telah aktif dalam memasok kebutuhan MBG. Meskipun Purnomo secara pribadi baru menangani satu program MBG, namun rekan-rekan di Petani Milenial lainnya telah berhasil mengelola beberapa kontrak pasokan. “Ada satu orang yang sudah pegang lima MBG, ada yang tiga MBG, dan macam-macam. Sudah banyak sebenarnya untuk dari teman-teman Petani Milenial ini,” tambahnya.
Fokus utama Purnomo adalah komoditas sayur dan buah. Berbagai jenis sayuran yang biasa dibutuhkan oleh MBG antara lain buncis, wortel, tomat, timun suri, serta sayuran daun seperti bayam dan pokcoy. Sementara untuk buah, pasokan yang telah berjalan meliputi jeruk siam madu, pisang, anggur, dan kelengkeng.
Lebih dari sekadar sayur dan buah, kebutuhan MBG ternyata sangat beragam, mencakup produk lain seperti beras, kerupuk, ayam, hingga produk olahan seperti raben, burger, dan roti. Oleh karena itu, pembentukan KUB Petani Milenial direncanakan akan mencakup semua sektor.
“KUB Petani Milenial ini tidak hanya terkait dengan sayur-mayur atau buah saja, tapi bagaimana KUB ini bisa mencakup semua sektor, baik dari hortikultura, UMKM-nya, bahkan dari tahu tempe dan macam-macamnya,” jelas Purnomo. Semua sektor tersebut nantinya akan ditampung dan difasilitasi untuk dapat memasok kebutuhan MBG.
Pembentukan KUB di tingkat kecamatan ini akan melibatkan dua perwakilan petani terpilih dari setiap kecamatan. Dua orang ini diharapkan mampu menggerakkan dan mengkoordinasikan Petani Milenial di seluruh desa di wilayah kecamatan masing-masing. Langkah ini dinilai sebagai upaya efektif untuk memastikan rantai pasok berjalan efisien dan manfaat program MBG benar-benar dirasakan oleh petani lokal.




















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.