Jakarta [DESA MERDEKA] – Penggunaan teknologi digital dalam pengelolaan desa semakin intensif. Namun, kendala dalam pemanfaatan aplikasi desa masih menjadi tantangan bagi para pendamping desa. Hal ini terungkap dalam diskusi daring yang melibatkan para pendamping desa dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam program cakap SDGs Desa episode 350 tersebut, para peserta menyoroti beberapa kendala utama, di antaranya kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi Monev Dana Desa, khususnya terkait dengan pengunggahan APBDes. Selain itu, akses terbatas terhadap aplikasi Siskeudes juga menjadi hambatan dalam memantau kinerja desa secara real-time.
“Banyak sekali kendala yang kami hadapi, terutama dalam mengunggah APBDes di Monev Dana Desa. Persoalan seperti penyertaan modal dan kode rekening seringkali menjadi kendala,” ujar Fauzan, salah satu peserta diskusi yang juga merupakan pendamping desa di Lombok Timur.
Senada dengan Fauzan, peserta lainnya juga mengeluhkan kurangnya pelatihan yang komprehensif mengenai penggunaan aplikasi desa. “Kami membutuhkan pelatihan yang lebih intensif dan berkelanjutan agar dapat mengoptimalkan penggunaan aplikasi-aplikasi ini,” ungkap seorang peserta lainnya.
Pentingnya Pelatihan Berkelanjutan
Para ahli yang hadir dalam diskusi menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para pendamping desa. Pelatihan tidak hanya sebatas pengenalan fitur aplikasi, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam tentang mekanisme pengelolaan keuangan desa, perencanaan pembangunan desa, dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan.
“Pelatihan yang baik akan membekali pendamping desa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendampingi desa dalam memanfaatkan teknologi digital secara efektif,” ujar seorang pakar tata kelola desa.
Harapan ke Depan
Para peserta berharap agar pemerintah pusat dan daerah dapat meningkatkan kualitas dan frekuensi pelatihan bagi pendamping desa. Selain itu, perlu adanya sinergi yang lebih baik antara pemerintah, pendamping desa, dan masyarakat desa dalam upaya mewujudkan desa digital.
“Kami berharap agar pemerintah dapat menyediakan platform pelatihan yang lebih interaktif dan mudah diakses oleh para pendamping desa di seluruh Indonesia,” ujar salah satu peserta.
Pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan desa merupakan langkah yang sangat penting untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pembangunan desa. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia, khususnya para pendamping desa. Oleh karena itu, pelatihan yang berkelanjutan dan komprehensif menjadi kunci untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi saat ini.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.