Padang, Sumatera Barat [DESA MERDEKA] – Tempat berdagang makin ramai dikunjungi, inilah harapan pedagang. Pemerintah pun sudah berupaya melakukan penataan, salah satunya dengan menyediakan kios gratis bagi pedagang ikan yang selama ini berjualan di sekitar pantai.
Namun, banyak kios tersebut justru kosong. Para pedagang lebih memilih tetap berjualan di depan kios, menggunakan tenda di atas trotoar. Akibatnya, kawasan masih terlihat semrawut, dan pengunjung kurang nyaman.
Mengapa ini bisa terjadi?
Bukan Sekadar Tempat
Memberi kios memang langkah bagus. Tapi itu belum cukup. Pedagang tidak hanya butuh tempat berjualan, mereka butuh ruang yang benar-benar mendukung usaha. Letak kios yang kurang strategis, ukuran yang sempit, atau model bangunan yang tidak sesuai kebutuhan bisa jadi alasan mereka enggan pindah. Di sisi lain, berjualan di trotoar memberi mereka akses langsung ke pembeli dan ruang gerak lebih luas.
Trotoar Jadi Ruang Hidup Bagi sebagian orang, trotoar adalah jalur pejalan kaki. Tapi bagi pedagang kecil, itu adalah ruang bertahan hidup. Selama tidak ada solusi yang benar-benar cocok, mereka akan tetap memilih tempat yang bisa memberi penghasilan.
Kita harus ingat: kota dan ruang publik bukan hanya milik wisatawan, tapi juga warga yang mencari nafkah di sana.
Libatkan Pedagang dalam Solusi
Penataan akan lebih berhasil jika pedagang dilibatkan sejak awal. Tanyakan kebutuhan mereka, dengarkan masukan mereka, lalu rancang solusi bersama. Dengan cara itu, mereka merasa dihargai dan lebih bersedia ikut aturan.
Pedagang Juga menjadi Daya Tarik Wisata,
Suasana jual-beli ikan segar, aroma ikan bakar, dan keramahan pedagang adalah bagian dari keunikan Elo Pukek.
Menata mereka bukan berarti meminggirkan, tapi justru mengatur agar lebih rapi dan nyaman untuk semua.
Penataan yang Adil dan Manusiawi
Kios gratis sudah disiapkan, tapi belum menjawab persoalan. Artinya, kita perlu lebih dari sekadar bangunan fisik. Kita butuh penataan yang adil, manusiawi, dan berpihak pada kebutuhan riil pedagang kecil.
Ruang kota harus bisa memberi tempat untuk semua—bukan hanya yang kuat secara ekonomi, tapi juga mereka yang bertahan dengan modal seadanya.
Dr. Dedi Ajir adalah alumni UIN Imam Bonjol Padang, aktif menulis soal kota dan masyarakat.



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.