Menu

Mode Gelap
Desa Pengkok Sragen: Magnet Kurban Terbanyak di Hari Raya Iduladha 2025 Idul Adha 2025: Glagahagung Pecahkan Rekor Kurban! Idul Adha 2025: Sapi Kurban Presiden Prabowo Hadir di Tegal Sapi Kurban Presiden Seberat 1,1 Ton Gegerkan Purworejo! Morotai: Puluhan Kades Tersandung Kode Etik, Diduga Gelapkan Dana Desa

EKBIS · 24 Mei 2025 16:54 WIB ·

Pade Mele: Kopi Racikan Ibu Hebat Lombok Timur Tembus Perkantoran!


					Ketua PEKKA Desa Sukamulia Timur, Salamah, dengan bangga menunjukkan produk Kopi Pade Mele yang kini semakin digemari berbagai kalangan. Perbesar

Ketua PEKKA Desa Sukamulia Timur, Salamah, dengan bangga menunjukkan produk Kopi Pade Mele yang kini semakin digemari berbagai kalangan.

Lombok Timur [DESA MERDEKA] Sebuah inovasi membanggakan lahir dari tangan-tangan terampil perempuan di Desa Sukamulia Timur, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur. Produk kopi lokal bernama Pade Mele, hasil olahan kelompok Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), kini semakin mencuri perhatian dan digemari masyarakat luas. Keharuman dan cita rasa khasnya bahkan telah merambah hingga ke meja-meja perkantoran.

Tidak hanya berhasil menjangkau kios-kios warga, Kopi Pade Mele menunjukkan kelasnya dengan mulai memasuki lingkungan perkantoran, termasuk Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur. Ini menjadi bukti bahwa kualitas produk rumahan mampu bersaing dan diterima oleh berbagai kalangan.

Ketua PEKKA Desa Sukamulia Timur, Salamah, dengan antusias menjelaskan keunikan produk andalan mereka. “Kopi Pade Mele hadir dalam tiga varian rasa yang istimewa, yaitu kopi campuran dengan beras yang memberikan sensasi berbeda, kopi asli murni bagi para pencinta cita rasa otentik, dan kopi jahe yang menghangatkan,” tuturnya saat ditemui pada Sabtu (24/5/2025). Ia menambahkan bahwa seluruh proses peracikan dilakukan langsung oleh para anggota kelompok yang kesemuanya adalah perempuan tangguh, khususnya para kepala keluarga yang berjuang demi kesejahteraan.

“Alhamdulillah, sudah beberapa stoples kami titipkan dan masuk ke kantor DPRD Lombok Timur. Selain itu, kami juga memasok ke kios-kios warga di sekitar Bagek Endep dan Sukamulia Timur, sekitar sepuluh stoples untuk tahap awal,” ungkap Salamah, menggambarkan jangkauan pasar yang mulai meluas.

Lebih lanjut, Salamah memaparkan bahwa strategi pemasaran Kopi Pade Mele tidak hanya terbatas pada penjualan luring. Kelompoknya kini juga aktif memanfaatkan platform daring untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pesanan pun mulai berdatangan dari berbagai wilayah, termasuk dari Kota Mataram. “Ada juga permintaan dari luar Pulau Lombok, namun kami masih terkendala ongkos kirim yang cukup mahal. Konsumen di pasar daring terkadang menginginkan harga yang lebih rendah,” ujarnya, menyiratkan tantangan dalam distribusi.

Harga yang ditawarkan untuk Kopi Pade Mele cukup terjangkau. Untuk varian kopi campuran dan kopi jahe, konsumen dapat menikmatinya dengan harga Rp20.000 per stoples ukuran sedang. Sementara itu, varian kopi asli murni dibanderol sedikit lebih tinggi, yakni Rp25.000 per stoples. “Kopi asli memang lebih mahal karena murni tanpa campuran apa pun, hanya biji kopi pilihan,” akunya.

Kelompok usaha kopi yang inspiratif ini resmi berdiri pada 14 Februari 2022 dengan beranggotakan 18 orang. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya geliat usaha, jumlah anggotanya pun bertambah menjadi 22 orang, yang seluruhnya adalah perempuan berdedikasi. Usaha ini dibangun atas dasar swadaya, dengan modal awal berasal dari iuran setiap anggota sebesar Rp50.000 dan iuran wajib bulanan Rp5.000. “Sistem yang kami terapkan adalah bagi hasil,” jelas Salamah mengenai pengelolaan keuntungan.

Dalam proses produksinya, para anggota masih setia menggunakan peralatan sederhana. Penggunaan kayu bakar dari pelepah daun kelapa kering menjadi pilihan untuk menjaga cita rasa dan aroma khas kopi agar tetap otentik. Biji kopi berkualitas diperoleh dari pasar lokal dan daerah Sembalun yang terkenal sebagai penghasil kopi unggulan.

“Kami masih menggunakan tungku dari tanah liat. Untuk proses penggilingan, kami terpaksa membayar jasa karena belum memiliki alat penggiling sendiri. Besar harapan kami ada bantuan dari pemerintah untuk mendukung pengembangan usaha ini,” tutur Salamah penuh harap.

Meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan, semangat dan determinasi ibu-ibu PEKKA di Desa Sukamulia Timur untuk berdaya secara ekonomi dan mandiri tetap membara. Kopi Pade Mele bukan hanya sekadar produk minuman, melainkan simbol kegigihan, kreativitas, dan pemberdayaan perempuan dari Lombok Timur.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

ID Food Pastikan Pasokan Pangan Melalui Koperasi Desa

17 Juni 2025 - 19:31 WIB

Pacuan Kuda Tingkatkan Pendapatan UMKM Nagekeo Signifikan

17 Juni 2025 - 17:21 WIB

Rosan Roeslani Ungkap Strategi Danantara Tingkatkan Investasi & Pekerjaan

14 Juni 2025 - 19:40 WIB

Penemuan Gas Raksasa Dongkrak Produksi Energi Nasional

4 Juni 2025 - 21:20 WIB

Kunjungan Pamit Direktur Utama Baru Semen Indonesia ke Gubernur Sumbar

2 Juni 2025 - 07:28 WIB

Kue Lokal Deiyai: Dari Kebun, Dapur, Hingga Meja Penjualan

1 Juni 2025 - 01:42 WIB

Trending di EKBIS