Menu

Mode Gelap
Kemendes PDT Siap Jadi Kontributor Utama Ketahanan Pangan di Sulawesi Selatan Pemprov Sumbar Optimis Proyek Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao Segera Lanjut Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak Sumedang Siap Gelar Hari Desa Nasional 2025 dengan Meriah DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu

RAGAM · 2 Jan 2025 08:04 WIB ·

Suwat Gemparkan Dunia dengan Tradisi Perang Air


 Suwat Gemparkan Dunia dengan Tradisi Perang Air Perbesar

Gianyar [DESA MERDEKA] – Desa Suwat, Gianyar, Bali, kembali menyita perhatian dunia dengan tradisi uniknya, Perang Air atau Siyat Yeh. Acara puncak dari Festival Air Suwat ini digelar setiap tahun baru dan selalu berhasil menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Pada perayaan ke-10, Rabu (1/1), ratusan warga Suwat tumpah ruah di perempatan desa. Dengan semangat tinggi, mereka saling menyiram air menggunakan gayung sambil diiringi lantunan gamelan baleganjur. Tidak hanya warga lokal, sejumlah wisatawan asing pun ikut berbaur dan merasakan sensasi basah-basahan yang menyegarkan.

Ritual Suci dan Hiburan

Perang Air di Suwat bukan sekadar permainan air semata. Acara ini memiliki makna spiritual yang mendalam sebagai bentuk syukur atas limpahan air yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Sebelum perang air dimulai, dilakukan ritual penyucian air dengan mantra-mantra khusus.

“Air bagi kami adalah sumber kehidupan. Dengan ritual ini, kami memohon berkah kepada Tuhan agar selalu diberikan kesehatan dan kesejahteraan,” ujar Jro Bendesa Adat Suwat, Ngakan Putu Sudibya.

Wisata Religi dan Budaya

Festival Air Suwat tidak hanya menarik minat wisatawan karena keunikan tradisinya, tetapi juga karena keindahan alam Desa Suwat. Adanya air terjun dan tempat penglukatan membuat desa ini menjadi destinasi wisata religi yang menarik.

“Kami menawarkan paket wisata yang memungkinkan wisatawan untuk menginap di desa, mengikuti ritual, dan merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat Suwat,” tambah Sudibya.

Dampak Ekonomi Positif

Keberhasilan Festival Air Suwat dalam menarik wisatawan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Pendapatan dari sektor pariwisata digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembangunan infrastruktur desa dan kesejahteraan masyarakat.

“Keuntungan dari objek wisata air terjun dibagikan kepada seluruh krama. Ini adalah bukti bahwa tradisi dan budaya dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan,” ujar Sudibya.

Pesan Moral

Perang Air Suwat mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, menghargai budaya leluhur, dan hidup berdampingan secara harmonis. Acara ini juga membuktikan bahwa pariwisata dapat menjadi alat untuk melestarikan budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Pengurus Forum TBM Kota Pekalongan Resmi Dikukuhkan, Akankah Literasi Masyarakat Meningkat?

18 Januari 2025 - 18:53 WIB

Polsek Penukal Utara Intensifkan KRYD, Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

18 Januari 2025 - 12:40 WIB

Garda Republik Indonesia Kukuhkan Pengurus DPC Deiyai, Targetkan Kemenangan di Pilkada 2029

18 Januari 2025 - 11:55 WIB

Remaja Mayangan Berdayakan Generasi Muda Lewat Bincang Muda

17 Januari 2025 - 19:01 WIB

Polsek Talang Ubi Gelar Binrohtal Rutin, Perkuat Iman dan Taqwa Personel

16 Januari 2025 - 15:34 WIB

Gubernur Sumbar Tekankan Semangat Persatuan dalam Peringatan Peristiwa Situjuah

15 Januari 2025 - 18:00 WIB

Trending di RAGAM