Padang, Sumatera Barat [DESA MERDEKA] – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumatera Barat. Sidang yang dipimpin oleh Ketua DPRD Drs. H. Muhidi, M.M., ini berlangsung khidmat di Gedung DPRD Sumbar pada Rabu (1/10), dengan mengusung tema “Bersama Membangun Sumatera Barat Sejahtera dan Maju.”
Dalam pidato utamanya, Gubernur Mahyeldi Ansharullah memaparkan sejumlah capaian pembangunan signifikan yang diraih Sumbar. Mahyeldi menyoroti peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi yang kini berada pada angka 76,43. Angka ini menempatkan Sumatera Barat pada peringkat ke-6 secara nasional, menunjukkan kemajuan yang terukur dalam kualitas hidup masyarakat.
Selain IPM, pertumbuhan ekonomi Sumbar juga menunjukkan kestabilan. Mahyeldi mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi telah meningkat secara substansial, dari Rp241,89 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp332,94 triliun di tahun 2024.
“Momentum Hari Jadi ke-80 ini harus menjadi pemacu semangat kita semua untuk memperkuat persatuan dan membangun Sumbar lebih maju, nyaman, dan sejahtera,” tegas Mahyeldi, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, dalam arahannya menyampaikan bahwa peringatan Hari Jadi ini harus dimanfaatkan sebagai momen refleksi mendalam. Ia mengakui adanya sejumlah tantangan yang masih harus diatasi, termasuk isu pemerataan pembangunan antarwilayah dan potensi perlambatan ekonomi global yang dapat berdampak pada daerah.
Muhidi mengingatkan bahwa tantangan ke depan semakin kompleks. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya bagi Sumatera Barat untuk terus bergerak maju di tengah persaingan global, namun tanpa pernah kehilangan jati diri urang Minang yang dipegang teguh.
Rapat paripurna istimewa ini dihadiri oleh jajaran lengkap DPRD, Gubernur Mahyeldi, Wakil Gubernur Vasko Ruseimy, unsur Forkopimda, serta para bupati dan wali kota se-Sumbar. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, tokoh masyarakat, dan perwakilan organisasi adat, menegaskan komitmen kolektif terhadap kemajuan provinsi.
Sidang ditutup dengan ajakan bersama untuk terus memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Sinergi ini diharapkan menjadi kunci untuk mewujudkan pembangunan Sumatera Barat yang berlandaskan pada filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), memastikan pembangunan fisik dan ekonomi berjalan seiring dengan penguatan nilai-nilai budaya dan spiritual.



















Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.