Jakarta [DESA MERDEKA] – Thomas Sultana, seorang praktisi pemberdayaan masyarakat, menyoroti pentingnya kolaborasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dalam program cakap SDGs Desa episode 391, Sultana berbagi pengalamannya dalam mengembangkan budidaya lele dengan memanfaatkan pakan magot.
“Saya melihat potensi besar dalam budidaya lele, terutama dengan menggunakan pakan magot,” ujar Sultana. “Pakan magot tidak hanya lebih murah, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat, seperti mengurangi limbah organik dan menciptakan lapangan kerja baru.”
Sultana menjelaskan bahwa penggunaan pakan magot dapat mengurangi biaya produksi secara signifikan. Selain itu, dengan melibatkan peternak magot lokal, budidaya lele dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah organik di desa.
“Dengan cara ini, kita tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak lele, tetapi juga memberikan solusi bagi permasalahan sampah,” tambah Sultana.
Lebih lanjut, Sultana juga menekankan pentingnya membangun ekosistem bisnis yang saling mendukung. Ia telah berhasil menjalin kerjasama dengan pemijah bibit lele, peternak magot, pengepul, dan bahkan pelaku UMKM yang memproduksi produk olahan lele.
“Saya yakin, dengan pendekatan kolaboratif seperti ini, kita dapat menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat desa,” tegas Sultana.
Tantangan dan Peluang
Meskipun potensi budidaya lele sangat besar, Sultana mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti keterbatasan modal, akses pasar, dan pengetahuan teknis.
“Namun, saya optimis bahwa dengan dukungan dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan para pelaku usaha, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” ujarnya.
Sultana juga melihat peluang besar untuk mengembangkan produk olahan lele, seperti nugget lele, bakso lele, dan produk frozen lainnya. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga membuka pasar yang lebih luas.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.