Menu

Mode Gelap
11 Desa di PALI Terendam Banjir, Polisi Siaga Evakuasi dan Koordinasi Bantuan Program Sejahtera dari Desa Lombok Barat: Bukan Bagi Uang, Tapi Pengembangan Potensi Desa Mobil Siaga Desa Bermasalah, Bupati Situbondo Tegas Lakukan Pembinaan Pemilihan PAW Kades Sekara Ricuh, Warga Tuding Ada Intervensi dan Nepotisme Dana Desa Aceh Singkil 2025 Tertunda, Ini Penyebabnya

PEMERINTAHAN · 26 Feb 2025 15:52 WIB ·

Dugaan Nepotisme di Kompleks Kuliner Tidore, Pedagang Diusir Paksa Tanpa Alasan Jelas


					Dugaan Nepotisme di Kompleks Kuliner Tidore, Pedagang Diusir Paksa Tanpa Alasan Jelas Perbesar

Tidore Kepulauan, Maluku Utara [DESA MERDEKA] – Kasus pengusiran pedagang di Kompleks Kuliner Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, menjadi sorotan publik dan memicu dugaan praktik nepotisme. Sejumlah pedagang yang sukses dan ramai dikunjungi pembeli tiba-tiba mendapatkan surat pemberitahuan pengosongan tempat usaha tanpa alasan yang jelas, diduga akan digantikan oleh pihak dengan koneksi kekuasaan.

Demikian pernyataan Risal Sangaji, Ketua LSM KANe Malut, menyikapi aksi pengosongan paksa Kedai Nasbag di Kompleks Kuliner Tugulufa Tidore Kepulauan.

Salah satu pedagang yang menjadi korban, berinisial ENP, kepada DESA MERDEKA mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menerima peringatan atau teguran sebelumnya. Ia hanya menerima surat dengan perihal “Instrumen Pengosongan” yang diberikan dalam waktu yang sangat dekat dengan masa kontraknya berakhir.

“Saya sangat terkejut menerima surat tersebut,” ujarnya. “Tidak ada penjelasan yang diberikan mengapa saya harus keluar dari tempat ini. Padahal, usaha saya cukup ramai dan memberikan kontribusi yang baik bagi pendapatan daerah.”

Pedagang tersebut juga mengaku telah berupaya mencari keadilan dan meminta penjelasan dari pemerintah daerah, menanyakan langsung kepada Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah, namun tidak mendapatkan respons yang memuaskan.

Ia menduga bahwa pengusiran ini terkait dengan adanya pihak lain yang memiliki koneksi dengan kekuasaan yang ingin mengambil alih tempat usahanya.

“Saya merasa ada persaingan yang tidak sehat di sini,” katanya. “Saya menduga ada unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam kasus ini.”

Kasus ini bukan kali pertama terjadi di Kompleks Kuliner Tugulufa. Sebelumnya, beberapa pedagang lain juga mengalami hal serupa. Mereka diusir secara paksa tanpa alasan yang jelas dan digantikan oleh pedagang baru yang diduga memiliki kedekatan dengan pejabat daerah.

Menurut Risal Sangaji, kondisi ini tentu sangat merugikan para pedagang kecil dan UMKM yang menggantungkan hidupnya di kompleks kuliner tersebut. Mereka merasa tidak aman dan tidak memiliki kepastian dalam menjalankan usahanya.

“Sebagai pedagang kecil, saya yakin mereka merasa sangat tidak berdaya,” ujarnya. “Mereka hanya ingin berjualan dengan tenang dan mencari rezeki yang halal.”

Risal berharap pemerintah daerah dapat bertindak tegas dan transparan dalam menangani kasus ini. Dia juga meminta agar ada evaluasi terhadap pengelolaan Kompleks Kuliner Tugulufa agar tidak ada lagi praktik-praktik yang merugikan pedagang kecil.

“Kasus pengusiran pedagang di Kompleks Kuliner Tugulufa ini menjadi preseden buruk bagi iklim investasi dan usaha di Kota Tidore Kepulauan. Jika praktik nepotisme dan korupsi, kolusi, dan nepotisme terus dibiarkan, maka akan sulit bagi daerah ini untuk berkembang dan maju,” tutup Risal.

Disclaimer:
Berita ini dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber dan dapat berbeda dengan fakta yang ada.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 172 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Abdul Gani Kasuba: Sang Pembangun Maluku Utara Berpulang

16 Maret 2025 - 04:01 WIB

Wagub Sumbar Pastikan Takjil Aman dan Harga Pokok Stabil di Pasar Banda Buek Padang

15 Maret 2025 - 23:03 WIB

Program Makan Bergizi Gratis: Setiap Desa Butuh 700 Ayam per Minggu, Pasar Baru Tercipta

15 Maret 2025 - 10:36 WIB

Melianus Dogopia Resmi Pimpin Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Deiyai

15 Maret 2025 - 05:59 WIB

Bupati Aceh Tenggara Tegaskan: Tak Ada Lagi Program Titipan Dana Desa, Awasi Pengelolaan!

15 Maret 2025 - 04:55 WIB

Ribuan Tenaga Kontrak Malaka Dirumahkan, DPRD Soroti Pelanggaran Aturan

14 Maret 2025 - 13:22 WIB

Trending di PEMERINTAHAN