Menu

Mode Gelap
11 Desa di PALI Terendam Banjir, Polisi Siaga Evakuasi dan Koordinasi Bantuan Program Sejahtera dari Desa Lombok Barat: Bukan Bagi Uang, Tapi Pengembangan Potensi Desa Mobil Siaga Desa Bermasalah, Bupati Situbondo Tegas Lakukan Pembinaan Pemilihan PAW Kades Sekara Ricuh, Warga Tuding Ada Intervensi dan Nepotisme Dana Desa Aceh Singkil 2025 Tertunda, Ini Penyebabnya

IPTEK · 11 Mar 2025 19:51 WIB ·

CELIOS: Swasembada Pangan Semu Rusak Lingkungan, Ekonomi Restoratif Solusi Nyata untuk Desa


					CELIOS: Swasembada Pangan Semu Rusak Lingkungan, Ekonomi Restoratif Solusi Nyata untuk Desa Perbesar

Jakarta [DESA MERDEKA] – Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menyoroti kebijakan swasembada pangan yang seringkali berujung pada kerusakan lingkungan dan pengabaian masyarakat lokal. Laporan terbaru CELIOS berjudul “Membangun Ekonomi Restoratif di Desa: Solusi Melawan Janji Semu Swasembada” mengungkap potensi besar ekonomi restoratif sebagai solusi alternatif.

CELIOS mengidentifikasi 23.472 desa di Indonesia memiliki potensi restoratif tinggi, menandakan ekosistem kuat yang memerlukan pengelolaan bijak. Namun, 95,40 persen desa masih minim inisiatif dalam mendukung agenda ekonomi restoratif.

“Kebijakan swasembada pangan seringkali melahirkan swasembada semu, merusak lingkungan, dan tidak berpihak pada masyarakat serta komoditas lokal. Program food estate contohnya, gagal karena mengabaikan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi,” ujar Direktur Kebijakan Publik CELIOS, Media Wahyudi Askar, Selasa (2/4).

Penelitian CELIOS menunjukkan 14 provinsi berpotensi menjadi pionir ekonomi restoratif dengan komoditas unggulan seperti karet, palawija, dan perikanan tangkap. Sayangnya, 56,65 persen desa tidak memiliki mata air, dan banyak desa berbatasan dengan laut atau kawasan hutan, mengindikasikan risiko kerusakan ekosistem yang tinggi.

CELIOS juga menyoroti 23.653 desa yang menghadapi masalah serius akibat praktik ekonomi merusak. “Ekonomi restoratif hadir dengan mendahulukan restorasi lingkungan, diikuti pengelolaan potensi ekonomi desa yang berdampingan dengan alam,” jelas Peneliti CELIOS, Jaya Darmawan.

Peneliti CELIOS, Galau D Muhammad, menambahkan, “Program swasembada nasional saat ini hanya simbolik. Ekonomi restoratif menawarkan kemandirian ekonomi melalui pemulihan ekosistem dan kearifan lokal.”

CELIOS menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, masyarakat lokal, dan swasta untuk mengembangkan ekonomi restoratif. Dengan lebih dari 85 persen masyarakat bergantung pada sektor alam, ekonomi restoratif menjadi kunci keseimbangan ekonomi dan lingkungan.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Petani Milenial Aceh Guncang Kompetisi, Hidroganik Bertenaga Surya Jadi Andalan

16 Maret 2025 - 00:06 WIB

Internet Gratis 24 Jam untuk 841 Desa di Kaltim, Prioritas Layanan Publik

15 Maret 2025 - 09:26 WIB

Desa Mata Wae NTT Sambut Baik Digitalisasi, Siapkan SDM Kelola Website Desa

11 Maret 2025 - 21:34 WIB

Manggarai Pacu Transformasi Digital Desa, Website Jadi Ujung Tombak Transparansi

8 Maret 2025 - 16:29 WIB

Sinergi Dinkominfo dan BPS Temanggung Wujudkan Desa Digital Berbasis Data Akurat

3 Maret 2025 - 15:17 WIB

Penanaman Perdana Padi IPB 3S di Desa Bagok: Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan

3 Maret 2025 - 05:36 WIB

Trending di IPTEK