Menu

Mode Gelap
Kemendes PDT Siap Jadi Kontributor Utama Ketahanan Pangan di Sulawesi Selatan Pemprov Sumbar Optimis Proyek Jalan Alahan Panjang-Kiliran Jao Segera Lanjut Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak Sumedang Siap Gelar Hari Desa Nasional 2025 dengan Meriah DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu

OPINI · 15 Des 2024 01:13 WIB ·

BULOG Kembali Jadi Benteng Terakhir Ketahanan Pangan Nasional

Daya Tampung Bulog dan Tantangan Swasembada Beras, Diskusi Pejuang Pangan melalui Platform Zoom Meeting, Sabtu (14/12/2024).

Padang Pariaman [DESA MERDEKA] – Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PEJUANG PANGAN, Sabtu (14/12/2024), para pemangku kepentingan sepakat bahwa peran Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai stabilisator harga pangan dan penyangga pasokan beras harus diperkuat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Fahrurozi, perwakilan Mitra Tani, menegaskan bahwa Bulog harus kembali ke peran aslinya sebagai penjaga ketahanan pangan nasional. “Dengan memperkuat kapasitas Bulog, kita dapat melindungi petani dari fluktuasi harga yang ekstrem dan memastikan ketersediaan beras bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Mulyono, Wakil Ketua Umum DPN HKTI, menambahkan bahwa pengembangan Lumbung Pangan Desa merupakan langkah strategis untuk mendukung Bulog dalam menyerap hasil produksi petani. “Dengan adanya Lumbung Pangan Desa, petani memiliki tempat untuk menjual hasil panennya dengan harga yang wajar,” jelasnya.

Faktor-faktor yang Mengancam Ketahanan Pangan

Beberapa faktor yang mengancam ketahanan pangan nasional, seperti perubahan iklim, penurunan luas lahan pertanian, dan fluktuasi harga pupuk, menjadi sorotan dalam diskusi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah konkret, antara lain:

  • Peningkatan Daya Tampung Bulog: Dengan meningkatkan kapasitas penyimpanan, Bulog dapat menyerap lebih banyak hasil produksi petani, terutama saat panen raya.
  • Stabilisasi Harga: Pemerintah perlu menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang layak bagi petani dan melakukan intervensi pasar jika harga gabah kering giling (GKG) mengalami penurunan yang signifikan.
  • Pengembangan Infrastruktur Pertanian: Investasi dalam infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan desa, dan gudang penyimpanan, sangat penting untuk meningkatkan produktivitas petani.
  • Diversifikasi Tanaman: Petani perlu didorong untuk melakukan diversifikasi tanaman pangan agar tidak terlalu bergantung pada satu komoditas saja.
Kesimpulan

Diskusi ini menegaskan kembali pentingnya peran Bulog dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan Bulog dapat menjalankan fungsinya secara optimal dan memberikan manfaat yang nyata bagi petani dan konsumen.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 161 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Mengembangkan BUMDes Sebagai Pilar Kemandirian Ekonomi Desa

1 Januari 2025 - 11:44 WIB

Transformasi Desa Wisata: Menjadikan Rumah sebagai Homestay untuk Tingkatkan Ekonomi Lokal

31 Desember 2024 - 17:55 WIB

Optimalisasi Perusahaan Daerah: Kunci Tingkatkan Kesejahteraan Petani Padang Pariaman

8 Desember 2024 - 10:59 WIB

Implementasi Program Desa Mandiri Sampah di Desa Kaliaman: Sebuah Studi Kasus

21 November 2024 - 09:20 WIB

Perseteruan Kepala Desa dan BPD: Dampak yang Merugikan Masyarakat

15 November 2024 - 07:48 WIB

Dari Medan Pertempuran ke Medan Pembangunan: Desa, Benteng Kekuatan Indonesia Maju

10 November 2024 - 11:41 WIB

Trending di OPINI