Menu

Mode Gelap
Dari Hoaks ke Harapan: Catatan Dua Hari Bimtek Literasi Informasi di Pekalongan PPID Desa Jadi Kunci Transparansi di Lombok Tengah Sumatera Barat Siap Jadi Green Province 2026, Targetkan Investasi Hijau Rp120 Triliun Peternakan Ayam Diduga Tanpa Izin Resahkan Warga Bekasi Mengubah Citra Petani, Memajukan Ekonomi Sumbar

OPINI · 26 Mar 2025 21:38 WIB ·

Bangga Tradisi, Desa Mandiri Ekonomi: Potensi UMKM, Wisata Budaya, dan Kearifan Lokal


					Bangga Tradisi, Desa Mandiri Ekonomi: Potensi UMKM, Wisata Budaya, dan Kearifan Lokal Perbesar

Opini [DESA MERDEKA] – Kebanggaan warga desa terhadap tradisi asli mereka adalah aset berharga yang bisa diubah menjadi kekuatan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Potensi ini mencakup pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis kearifan lokal, pariwisata budaya yang unik, dan pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan.

Desa-desa seperti Tenjolayar dan Tawangsari telah membuktikan bahwa tradisi bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Di Tenjolayar, kerajinan tangan seperti batik dan anyaman menjadi produk unggulan yang bernilai jual tinggi. Sementara di Tawangsari, batik tulis melibatkan lansia dan difabel, menciptakan lapangan kerja inklusif sekaligus melestarikan warisan budaya.

“Produk UMKM berbasis tradisi memiliki daya saing karena keunikan dan autentisitasnya,” kata seorang penggiat ekonomi desa. “Kuliner khas, kerajinan tangan, dan produk pertanian organik bisa dipasarkan secara luas dengan memanfaatkan teknologi digital.”

Selain UMKM, desa-desa juga bisa mengembangkan potensi pariwisata budaya. Pengalaman langsung membuat kerajinan, menonton pertunjukan seni tradisional, atau mencicipi kuliner khas bisa menarik wisatawan yang mencari pengalaman autentik.

“Pariwisata budaya tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga menciptakan efek berganda,” tambah penggiat tersebut. “Misalnya, pendirian homestay, warung makan, atau toko suvenir oleh warga lokal.”

Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan juga menjadi potensi besar. Sistem pertanian tradisional yang menghindari pupuk kimia atau teknik perikanan yang ramah lingkungan bisa menghasilkan produk pertanian organik berkualitas tinggi.

Namun, pengembangan potensi ini tidak lepas dari tantangan. Globalisasi, modernisasi, dan keterbatasan akses pasar serta teknologi bisa menjadi hambatan. Diperlukan peran aktif lembaga adat, dukungan regulasi dari pemerintah, dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi tantangan ini.

“Lembaga adat perlu diperkuat melalui pelatihan dan akses ke sumber daya,” ujar seorang tokoh masyarakat. “Integrasi pengetahuan tradisional dengan inovasi juga penting agar tradisi tetap relevan di era modern.”

Dengan memanfaatkan kebanggaan warga terhadap tradisi, desa-desa di Indonesia bisa berkembang menjadi pusat ekonomi yang mandiri, budaya yang hidup, dan lingkungan yang terjaga.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 32 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

BUDINA: Kunci Disiplin Aparatur, Benteng Integritas Nagari

23 Oktober 2025 - 16:23 WIB

IORA di Padang: Sepuluh Tahun Menjaga Harmoni Budaya dan Maritim Samudra Hindia

21 Oktober 2025 - 16:48 WIB

Pedagang Butuh Ruang, Bukan Sekadar Tempat

19 Oktober 2025 - 19:02 WIB

Pasar Raya Padang dan Alarm Bahaya Umur Bangunan Tua

14 Oktober 2025 - 20:58 WIB

Kata “Perampok” Antara Fitnah dan Pembunuhan Karakter

3 Oktober 2025 - 10:31 WIB

Sekali agenda Dua Perusakan Dilakukan Menko Pangan, Inilah Bahaya Budaya ABS

24 September 2025 - 23:55 WIB

Trending di OPINI