Menu

Mode Gelap
Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu Gubernur Mahyeldi Buka Gelaran SMAPSIC XX + Jr XVI di SMA Negeri 1 Padang SPPG Gagaksiar Boyolali: Suguhan Bergizi untuk Siswa di Pedesaan Makan Siang Gratis Mulai Dilaksanakan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

DESA · 19 Agu 2024 15:57 WIB ·

Aspek Kultural Pendamping Desa: Jembatan Emas Menuju Pembangunan Desa Berkelanjutan


 Aspek Kultural Pendamping Desa: Jembatan Emas Menuju Pembangunan Desa Berkelanjutan Perbesar

Mojokerto [DESA MERDEKA] – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar telah memberikan penekanan yang kuat pada pentingnya aspek kultural dalam menjalankan tugas sebagai pendamping desa. Beliau dengan tepat menyoroti bahwa pendamping desa tidak hanya sekedar agen pembangunan, melainkan juga representasi dari masyarakat desa yang didampinginya.

“Aspek kultural ini jadi jati diri pendamping desa, jadi harus tetap dijaga dan dipertahankan,” kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar saat bertemu pendamping desa di Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, ia menyampaikan contoh dari wujud aspek kultural yang menjadi jati diri pendamping desa adalah mereka harus merepresentasikan budaya dan kultur dari masyarakat desa yang didampingi.

Dalam kesempatan yang sama, Gus Halim mengapresiasi kinerja para pendamping desa atau yang dikenal sebagai Tim Pendamping Profesional (TPP) itu. Menurutnya, sejauh ini pendamping desa di Indonesia telah bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Saya mengapresiasi kerja pendamping desa yang selama ini sudah pada jalur yang benar, sesuai situasi dan kebutuhan,” kata dia.

Ia mengingatkan bahwa pendamping desa sejatinya memiliki dua tugas, yaitu terkait dengan pembangunan desa dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) setempat. Dengan demikian, harapan dan cita-cita warga desa yang mereka dampingi dapat terwujud.

Selain itu, lanjutnya, pendamping desa juga harus tegak lurus pada pihak-pihak di Kemendes PDTT, termasuk pegawai pemerintah atau para birokrat.

“Kekuatan pendamping desa ada di birokrasi,” kata Gus Halim.

Oleh karena itu, ia meminta seluruh pendamping desa di Indonesia terus melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan birokrat dan Kemendes PDTT.

Dalam pertemuannya dengan para pendamping desa di Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan itu, Gus Halim didampingi oleh sejumlah pihak, di antaranya Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendes PDTT Luthfiyah Nurlaela, Sekretaris BPSDM Rosyid, dan Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat Kemendes PDTT, Nursaid.

Sebelum bertemu dengan para pendamping desa, Gus Halim juga mengunjungi Desa Wisata Ketapanrame untuk melihat langsung destinasi wisata dan fasilitas yang ada di sana.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Isu Jual Beli Jabatan Merembes ke Pilperades Ngampal, Bojonegoro

15 Januari 2025 - 18:19 WIB

Mendes Imbau Optimalkan SDM Lokal untuk Cegah Urbanisasi

15 Januari 2025 - 13:14 WIB

Sinergi Desa dan Polisi Wujudkan Pembangunan Bersih

15 Januari 2025 - 12:24 WIB

Ribuan Kepala Desa se-Indonesia Meriahkan Hari Jadi Desa Nasional

14 Januari 2025 - 18:04 WIB

Krida Karya Estri Gelar Pelatihan Batik Cap, Bidik Perempuan Produktif

14 Januari 2025 - 11:15 WIB

Pemerintah Desa Tauwabi Bersyukur Atas Bantuan Penanggulangan Abrasi

13 Januari 2025 - 22:20 WIB

Trending di DESA