Menu

Mode Gelap
Menkop Kagumi Kopdes NTT, Soroti Peran Perempuan Antraks Gunungkidul: 26 Ternak Mati, Dua Desa Zona Merah! Erosi Bengawan Madiun Ancam Desa Banjaransari, Bupati Ngawi Bertindak! Oknum Pemuda Terancam Pidana Akibat Pengrusakan Jembatan Perahu, Warga Dusun Kusuhijrah Desak Tindakan Tegas Polisi Gaji Kades se-Rohil Cair Minggu Ini, 2 Bulan Tunggakan Lunas!

OPINI · 10 Apr 2023 18:41 WIB ·

SUROTO : Jalan Revolusi 3/3


					SUROTO : Jalan Revolusi 3/3 Perbesar

Suroto – Korporasi kapitalis yang selama ini hanya pedulikan akumulasi keuntungan dan kekayaan serta kekuasaan politik untuk kepentingan bagi dirinya atau keluarganya itu adalah jantung dari awal mula terjadinya penindasan serta pemerasan.

Mereka para pemilik korporat kapitalis dehumanis itu adalah jantung dari eksploitasi terhadap buruh lemah, sikap semena mena pada pedagang, petani, peternak, perajin lemah, dan termasuk di dalamnya masyarakat adat dan orang orang miskin kota.

Dengan sukses bangun  jaringan bisnis konglomerasi  rakyat itu anda  juga secara tidak langsung telah kikis habis bentuk kongkalikong  elit kaya pemilik korporat kapitalis dengan elit politik. Lenyapkan korupsi, dan juga hancurkan peraturan dan kebijakan yang rugikan rakyat banyak selama ini. Sebab anda dan rakyat pelanggan dan pekerja pemilik perusahaan dengan kekuatan kemandirian ekonomi menjadi orang merdeka untuk tentukan hak dan keputusan politik berbangsa dan bernegara.

Dengan sukses ciptakan perusahaan konglomerasi milik rakyat di semua sektor itu sekaligus telah ciptakan banyak pekerjaan yang demokratis dan penuh kesetaraan di kantor kantor dan pabrik pabrik.  Anda juga telah kikis habis berbagai masalah dasar kemelaratan dan tingkatkan kesejahteraan rakyat.   Perusahaan perusahaan demokratis di bawah kendali bersama secara riil itu juga akan habisi para mafia dengan sendirinya.

Konglomerasi sosial milik rakyat yang anda ciptakan itu juga sekaligus telah ciptakan pemerataan pendapatan dan kekayaan. Hapus seluruh bentuk kesenjangan sosial ekonomi kita yang sangat tinggi yang sudah sangat keterlaluan. Bahkan jika dibandingkan dengan rata rata dunia sekalipun.

Dengan anda telah sukses ciptakan bisnis besar milik rakyat itu anda telah melenyapkan sistem kapitalisme langsung sampai ke akar akarnya. Mereka benar benar mati dan terkubur selamanya dan jadi artefak kuno yang akan dikenang sebagai keburukan sejarah oleh anak cucu kita kelak.

Kalau anda belum mulai jalankan resep di atas, ajak seluruh rakyat, setidaknya jangan pilih para politisi pebisnis yang hari hari ini kerjanya hanya ekploitasi buruh, rusak lingkungan, gusur rakyat kecil, singkirkan masyarakat adat,  menumpuk kekayaan demi keserakahan.

Atau begini, anda para pengusaha kecil, para profesional independen, para wiraniaga,  coba buat buat diskusi dengan mahasiswa, para aktifis sosial politik untuk bersama sama buat demonstrasi meminta kepada mereka para elit kaya dan elit politik yang ingin jadi Presiden, Wapres, Anggota Parlemen, Gubernur, Bupati, Walikota untuk buat Undang Undang pembagian saham untuk buruh dan pelanggan serta Pembatasan Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah  di perusahaan. Seperti di Amerika Serikat, negara ini dengan demonstrasi tahun 1970 am telah terapkan UU pembagian saham untuk buruh ( employee share ownership plan/ ESOP) sejak 1974.

 

Jakarta,  10 April 2023

 

SUROTO
Rakyat Jelata

 

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Kenapa Ada Konten Berbayar di Channel YouTube TV Desa? Inilah Cerita dan Pilihan yang Harus Diambil

11 Mei 2025 - 10:55 WIB

Digitalisasi dan Koperasi Desa sebagai Jalan Perjuangan

9 Mei 2025 - 19:01 WIB

Mereka Menyebutnya “Setan Desa”: Dari Aidit, Soekarno, hingga Kebangkitan Koperasi Desa

9 Mei 2025 - 05:47 WIB

Bagaimana Koperasi di Nusa Tenggara Timur Membentuk Masa Depan Ekonomi Lokal

5 Mei 2025 - 22:20 WIB

Menyemai Kemandirian Ekonomi : Mengapa Agribisnis adalah Jaring Pengaman Krisis Indonesia

5 Mei 2025 - 08:55 WIB

Krisis Petani Muda di Indonesia dan Solusi Mengatasinya

30 April 2025 - 12:47 WIB

Trending di OPINI