Padang Pariaman (Desa Merdeka) : MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan salah satu jenis pupuk organik yang terbuat dari limbah organik seperti sisa makanan, dedaunan, buah dan sayuran.
Demikian petani inovator Hoerudin asal Kampung Arca menjelaskan kepada petani peserta yang hadir dalam rangka sosialisasi “Pemanfaatan Limbah Organik dalam Mendukung Pertanian Sehat, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”.
Hoerudin melanjutkan, “Dengan mengolah limbah organik menjadi pupuk MOL, para petani dapat mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, mengurangi emisi gas rumah kaca dan secara efektif dapat mengurangi biaya pengeluaran para petani untuk membeli pupuk kimia.”
Acara ini terselenggara berkat adanya kolaborasi Mahasiswa Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta yang tergabung dalam Kawani Tani Project pada Minggu (18/06) bersama Petani Desa di Kampung Selawangi, Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor.
Program ini bertujuan untuk mengedukasi para petani yang masih melakukan budidaya pertanian konvensional agar beralih ke pertanian organik dengan mengoptimalkan limbah organik yang berada di lingkungan sekitar.
Setelah pemaparan pentingnya budidaya organik dan penjelasan pembuatan MOL, Hoerudin bersama para mahasiswa Paramadina mengajak para peserta yang berjumlah lebih dari 20 petani untuk membuat 3 MOL, yaitu MOL Nasi, MOL Rebung dan MOL Daun Gamal.
Adanya kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman baru bagi petani di Kampung Selawangi. Selain itu juga mengajak mereka untuk bisa menerapkan pertanian organik yang lebih memberikan manfaat, baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Dengan semakin banyaknya edukasi yang diterima, diharapkan dapat semakin memberikan semangat para petani di Indonesia untuk terus maju dan semakin berkontribusi mendukung ketahanan pangan di negeri tercinta.
Antusias para peserta terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Sri salah seorang petani peserta sosialisasi, berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan dan membawa pertanian di Selawangi lebih maju lagi.
Sedangkan, Ade yang juga petani di wilayah tersebut mengungkapkan, dengan ilmu baru melalui sosialisasi ini, diharapkan dapat membawa pertanian tidak ketinggalan zaman dan bisa mengurangi kemiskinan untuk para petani di kampung tersebut.
Sumber : Arief Tito – Manajer Media dan Visual Universitas Paramadina.
Penggiat Desa. Lakukan yang Perlu saja (Prioritas).
Kita Gak perlu memenangkan semua Pertempuran.
Tinggal di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.