Flores Timur (DESA MERDEKA) – Sudah sejak tahun 2015, Du Anyam melakukan intervensi ke Nusa tenggara Timur, dan mengajak perempuan desa, mandiri dan berdaya.
“Kegiatan menganyam ini adalah salah satu cara untuk mengakomodir keahlian mereka dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekeliling mereka. Menganyam sudah bukan lagi mengisi waktu luang tetapi juga pekerjaan utama yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Ada yang menganyam sambil menunggu pasien di puskesmas atau menjemput anak sekolah. Ketekunan mama mama penganyam di sini patut kita hargai,” ujar Hanna Keraf, salah satu pendiri Du Anyam.
Mama Hadjar, salah satu warga desa Wulublolong memilih untuk memaksimalkan potensinya di desa.
“Saya mengikuti pelatihan Du Anyam tahun 2015. Perempuan harus bisa berdaya, mandiri dan mengembangkan potensi diri cukup dari desa. Saya memilih tetap di desa, tidak mau merantau karena di desa kami bisa berkarya dan mendapatkan penghasilan,” ujar Hadjar.
Upaya Du Anyam, ternyata mendapat perhatian khusus dari Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
“Mereka tekun melatih kelompok perempuan untuk menghasilkan anyaman yang berkualitas dan membantu mencarikan pangsa pasar agar produk anyaman tersebut bisa dijual dengan harga yang pantas,” kata Bintang.
Menteri PPPA dalam kesempatan ini juga melakukan dialog dengan pemimpin daerah, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, perempuan penyintas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan perwakilan perempuan penganyam. Menteri PPPA mendorong pemerintah desa untuk menguatkan gugus tugas pencegahan dan penanganan TPPO.
“Perlu kita edukasi mama mama dan masyarakat bahwa kita semua harus punya ketrampilan sehingga bisa berkarya di negeri sendiri. Literasi dan sosialisasi pencegahan dan penanganan TPPO perlu diperluas agar jangan ada lagi korban TPPO di NTT,” tutup Menteri PPPA.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.