Menu

Mode Gelap
Muhammadiyah Purbalingga :Kolaborasi Multipihak Wujudkan Zero Waste Kunjungan di Klaten, Wamendes Paiman Ingatkan BUMDesa Maju Jika Inovatif dan Kreatif Wamendes Paiman : UMKM Desa Dapat Manfaatkan BUMDes Untuk Perluas Pasar Desa Digital Bakal Tingkatkan Ekonomi dan Percepat Pembangunan Desa BSKDN Kemendagri Dorong Perangkat Desa Fokus Gali Potensi Daerahnya

RAGAM · 7 Mei 2023 20:52 WIB ·

Jatidiri Salassae, Kepingan Sejarah Lampau Yang Mencuat Ke Masa Kini


 Jatidiri Salassae, Kepingan Sejarah Lampau Yang Mencuat Ke Masa Kini Perbesar

Bulukumba ( DESA MERDEKA ) – Desa Salassae di Kecamatan Bulukumpa, kini memang lebih dikenal sebagai basis aktifitas tradisi pertanian alami atau natural farming di Kabupaten Bulukumba. Namun sejatinya, Salassae memiliki akar sejarah yang berasal jauh sampai ke masa silam, ketika wilayah Salassae kini, masih menjadi wilayah pusat kerajaan, yang dikenal sebagai Bulukumpa Toa.

Kini, Salasse menjelma menjadi sebuah desa di Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, yang berada di bentang wilayah dengan luas 917 Ha atau 9,17 KM2 persegi. Lima dusun yang merupakan bagian dari Desa Salassae, yaitu Maremme, Bonto Tangga, Batu Tujua, Bolongnge, dan Batu Hulang, memiliki catatan sejarah yang masa silam yang sangat berharga.

“Di kawasan itu terdapat 7 buah batu bersejarah. Tujuh batu itu menjadi tempat pelantikan raja-raja kecil dan masa gallarang dalam wilayah Bulukumpa Toa,” tutur Gito Sukamdani, Kepala Desa Salassae, saat memaparkan tentang penamaan Dusun Batu Tujua, yang diambil dari situs budaya Batu Tujua atau Batu Pallantikang.

Gito Sukamdani juga mengungkapkan, tradisi pelantikan perangkat desa pelaksana Kewilayahan Dusun Batu Tujua yang ditempatkan di cagar budaya Batu Pallantikang untuk mengembalikan identitas Desa Salassae atau dulu yang dikenal sebagai Bulukumpa Toa.

“Tradisi itu kembali kita hidupkan agar generasi sekarang dan mendatang tetap mengenal sejarah kampungnya,” harap Gito Sukamdani.

Gito tak sekedar berucap. Untuk pertama kalinya di zaman modern, pada Senin,12 April 2021 silam, Kadus Batu Tujua, Sapri, dilantik di cagar budaya Batu Tujua atau Batu Pallantikang. Mengulang kembali kebiasaan lampau, saat pemerintahan kerajaan Bulukumpa Toa, melantik para raja-raja kecil atau gallarang ataupun berunding untuk memutuskan sesuatu, di tujuh batu berbentuk lempengan sebagai tempat duduk, yang dikenal sebagai Batu Pallantikang.

Tujuh batu bersejarah itu tetap melingkar di sana, di sebuah dusun yang diberi nama Dusun Batu Tujua, yang berarti tujuh batu. Menguatkan akar sejarah Desa Salassae, sehingga mampu mengantarkan warganya, mendulang prestasi dan menorehkan kebanggaan, untuk desanya.

 

Artikel ini telah dibaca 8 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Andalkan Pemandangan Pantai, Desa Borgo Siap Ikut Lomba Desa Wisata Nusantara

15 September 2023 - 09:28 WIB

Kadis Nakermobduk Aceh terima Audiensi Pengurus Forlat Vokasi DPD Aceh

15 September 2023 - 09:07 WIB

Kunjungan Kepala Digklat Pendidikan PMI Pusat

12 September 2023 - 11:32 WIB

Peresmian Travel Haji dan Umroh Kabupaten Pringsewu

9 September 2023 - 10:33 WIB

500-an Warga Dusun Kamplong Lintas Usia, Ikuti Jalan Sehat Semarak HUT RI 78

28 Agustus 2023 - 12:21 WIB

Disnakermobduk Menggelar Penganugerahan Penghargaan K3 Awards Tahun 2023 Bagi Perusahaan di Aceh

25 Agustus 2023 - 08:31 WIB

Trending di RAGAM