Suryadharma (DESA MERDEKA) –
“Pendamping harus paham dirinya siapa dan posisinya di mana. Pendamping harus paham bahwa pembangunan dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat, dan yang penting lainnya adalah pembangunan harus dilakukan dengan data. Datanya harus lengkap biar tidak salah sasaran dan harus berkelanjutan. Harus terus diupdate biar sesuai dengan kondisi terkini”
(Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa PDTT RI)
Menurut Gus Halim, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan desa. Tiga hal tersebut adalah citra diri pendamping desa, pembangunan partisipatif, dan pembangunan berbasis data. Seorang pendamping harus memiliki kemampuan merasuk dalam karakter kehidupan desa yang di dampingi, dan yang paling penting harus melakukan pemberdayaan.
Citra pendamping desa digambarkan secara ideal sebagai kesatuan persepsi antara profesi pendamping dalam pendampingan pembangunan yang partisipatif dan berbasis data.
Rekam Jejak Pendamping Desa
Rekam jejak aktivitas pendampingan desa dapat ditelusuri melalui mesin pencari (search engine) dalam situs web. Cerita sukses pembangunan desa acapkali dikaitkan dengan kapasitas mumpuni pendamping desanya. Anugerah penghargaan kepada desa selain diberikan kepada Kepala Desa, seringkali diberikan pula kepada pendamping desanya.
Sebaliknya, beragam permasalahan penggunaan dana desa, dan sejumlah temuan implementasi Pembangunan desa ikut menyebut nama pendamping desa. Kasus litigasi desa bahkan dapat menyeret pendamping ke meja hijau.
Keberhasilan pembangunan desa tentu tidak semata karena varibel citra pendamping desa. Ada banyak variabel lain dengan pengaruh dinamis, misalnya efektivitas fungsi pembinaan dan pengawasan pihak struktural pemerintah daerah serta kinerja internal pemerintah desa dengan kelembagaan desa lainnya.
Menakar Citra Pendamping Desa
Citra Pendamping Desa kembali mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPI Kemendesa PDTT). BPI Kemendesa PDTT mengusung tema “Citra Diri Pendamping Desa” dalam kegiatan Ruang Cakap SDGs Desa secara virtual melalui platform Zoom Meeting, 21 Juli 2023 hari ini.
Dinamika diskusi menunjukkan masih ada kesenjangan antara Citra pendamping yang dicita-citakan secara ideal dengan realita di lapangan.
Kapasitas, integritas dan komitmen menjadi faktor penting agar pendamping desa memiliki nilai dan pengaruh dalam kerja pendampingan pembangunan desa.
Desa sebagai mitra sekaligus pengguna jasa profesional pendampingan tentu dapat merasakan langsung manis pahitnya buah pendampingan. Jika pendampingan berbuah manis sudah pasti desa akan ‘lebih berselera’ pada kebutuhan pendamping desa.
Pada akhirnya, citra pendamping dipersepsikan baik selaras dengan capaian kinerja pendampingan. Demikian sebaliknya, citra buruk akan melekat kepada sosok pendamping yang tidak memiliki pengaruh dan nilai di sisi pemerintah dan warga desa.
Penggiat pemberdayaan desa. Berikhtiar menyampaikan suara desa ke seantero Nusantara.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.