Bekasi (DESA MERDEKA) – Kasus dugaan bullying yang dialami seorang siswi SMAN 1 Pebayuran oleh oknum guru pengajarnya terus bergulir. Orang tua korban, Dewi, mengancam akan membawa kasus ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jika kondisi anaknya tidak membaik dalam waktu seminggu.
Seperti diketahui, siswi tersebut mengalami trauma mendalam setelah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari gurunya. Akibatnya, kondisi mentalnya menurun drastis hingga membuatnya enggan bersekolah.
“Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu. Ini sudah melewati batas,” tegas Dewi saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/8/24).
Dewi merasa kecewa dengan hasil mediasi yang dilakukan di sekolah. Menurutnya, pihak sekolah hanya meminta maaf tanpa memberikan sanksi tegas kepada oknum guru bersangkutan. “Seolah-olah ini masalah sepele. Padahal, ini sudah sangat mengganggu psikologis anak saya,” ujarnya dengan nada sedih.
Ancaman Dewi untuk melaporkan kasus ini ke KPAI mendapat dukungan dari berbagai pihak. Masyarakat luas mengecam tindakan oknum guru tersebut dan mendesak pihak sekolah untuk mengambil tindakan tegas.
Pihak Sekolah Bungkam
Ketika dikonfirmasi kembali, pihak SMAN 1 Pebayuran enggan memberikan komentar terkait kasus ini. Mereka seolah-olah berusaha menutup-nutupi masalah yang sedang terjadi. Sikap pihak sekolah ini semakin membuat orang tua korban kecewa dan khawatir.
Kasus bullying ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Bullying tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga dapat merusak mental dan emosional korban.
Korban bullying sering mengalami gejala seperti depresi, kecemasan, gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, hingga keinginan untuk bunuh diri. Oleh karena itu, kasus bullying harus ditangani secara serius dan tuntas.
Misru ariyanto. Pemerhati Desa. Sekertaris organisaai parade nusantara. Inisiator pelopor lahirnya uu Desa no 6 tahun 2014
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.