Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah [DESA MERDEKA] – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Semarang bersama Aliansi Penggiat Wisata dan SMP Negeri 2 Ambarawa menggelar kegiatan Walking Tour Ambarawa. Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan generasi muda terhadap kekayaan sejarah, budaya, dan kuliner yang dimiliki Ambarawa.
Mas Wahid dari DPC HPI Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa inisiasi walking tour ini lahir dari keprihatinan atas minimnya pengetahuan generasi Z terhadap warisan lokal. “Rata-rata anak-anak sekarang itu tidak tahu Ambarawa. Terutama untuk bangunan-bangunan bersejarahnya, tentang budayanya, tentang kulinernya, mereka jarang yang tahu,” ungkap Mas Wahid, Kamis (10/10/2025).
Kegiatan edukatif ini melibatkan sekitar 225 siswa SMP Negeri 2 Ambarawa dan dikemas sebagai wisata edukasi yang menarik. Rute walking tour mencakup empat destinasi utama yang sarat nilai sejarah:
- Museum Kereta Api Ambarawa (Museum William I), peninggalan kolonial yang masih aktif.
- Monumen Palagan Ambarawa, situs bersejarah perjuangan kemerdekaan.
- Klenteng Hok Tik Bio, salah satu bangunan ibadah tertua di kawasan.
- Kawasan Pecinan Ambarawa, pusat sejarah perdagangan dan budaya.
Strategi Promosi Digital Dua Bahasa
Riana Intanfitri, Guru sekaligus Koordinator Kokurikuler Kelas 9 SMPN 2 Ambarawa, menjelaskan bahwa kegiatan ini diangkat melalui proyek “Hidden Gems of Ambarawa”. Proyek ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk menerapkan pembelajaran mendalam, di mana siswa harus terjun langsung ke lapangan dan merasakan pembelajaran secara praktis, bukan sekadar teori.
Tugas utama siswa adalah membuat video vlog tentang destinasi yang ada di Ambarawa. Video tersebut wajib menggunakan dua versi bahasa untuk menjangkau audiens yang lebih luas: satu vlog menggunakan Bahasa Inggris dengan subtitel Bahasa Indonesia, dan vlog lainnya menggunakan Bahasa Indonesia dengan subtitel Bahasa Inggris.
“Anak-anak harus belajar mengenal daerah-daerah atau tempat-tempat yang ada di Ambarawa supaya mereka juga bisa mengenal lebih dalam lagi apa itu Ambarawa,” jelas Riana. Ia berharap metode learning by doing ini dapat membuat sejarah lebih hidup dan menarik bagi pelajar.
Mendorong Replikasi dan Pariwisata Lokal
Aliansi Penggiat Wisata menyatakan ambisi mereka menjadikan walking tour ini sebagai embrio untuk mempromosikan Ambarawa ke dunia luar. Mereka berharap kesuksesan program ini, yang menggabungkan objek destinasi dan objek edukasi, dapat menarik kunjungan wisatawan, bahkan menargetkan kedatangan rombongan wisata dari luar Kabupaten Semarang.
DPC HPI juga mengajak instansi sekolah lain di Kabupaten Semarang untuk mereplikasi model walking tour serupa di desa atau kecamatan masing-masing. Langkah ini dinilai sebagai cara efektif untuk menggali dan menjual potensi sejarah, budaya, dan destinasi lokal sebagai produk wisata edukasi yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.