Kudus (DESA MERDEKA) – Perpustakaan Daerah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberikan bantuan berupa fasilitasi pembentukan perpustakaan desa sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat penggunanya.
“Perpustakaan bertransformasi menjadi inklusi sosial bertujuan untuk ikut berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat dan bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris di Kudus, Rabu.
Ia menjelaskan jika selama ini pengelola perpustakaan desa sekadar menyiapkan buku untuk dipinjam masyarakat sekitar maka nantinya harus ada kegiatan tambahan.
Ia mencontohkan tentang kegiatan tambahan itu, antara lain perpustakaan di Desa Padurenan terdapat program les semua mata pelajaran siswa SD dan SMP secara gratis.
Nantinya, kata dia, semua perpustakaan desa didorong melakukan transformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Hingga saat ini, katanya, 12 di antara 62 perpustakaan desa di Kabupaten Kudus sudah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Daerah setempat meliputi 132 desa dan kelurahan.
Ia mengatakan pentingnya upaya bersama agar jumlah perpustakaan di daerah itu semakin bertambah, termasuk bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dengan semakin banyak perpustakaan desa, kata dia, minat baca masyarakat setempat juga semakin bertambah tinggi.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus juga membuat gerakan “back to book” atau kembali ke buku, sebagai salah satu upaya meningkatkan minat baca para pelajar di tengah “gempuran” pengaruh pemanfaatan gawai.
Upaya lainnya, kata dia, hibah aneka buku bacaan kepada perpustakaan desa, seperti ke Desa Padurenan yang disusul Desa Rahtawu.
Kepala Desa Rahtawu Didik Aryadi berterima kasih adanya hibah buku dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus karena desa itu sedang merintis perpustakaan desa berbasis inklusi sosial.
“Untuk saat ini, kami sudah menyiapkan jaringan internet gratis buat masyarakat, terutama pelajar, sehingga desa yang berada di pegunungan tetap bisa mengakses informasi,” ujarnya.
Nantinya, kata dia, desa itu dilengkapi bangunan perpustakaan dan perangkat komputer guna mendukung pengembangannya melalui program lain yang bertujuan mencerdaskan generasi muda.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.