Jakarta [DESA MERDEKA] – Fasilitator desa di seluruh Indonesia meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah stunting, kondisi kronis yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa kanak-kanak awal. Hal ini terjadi seiring dengan intensifikasi pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak.
Dalam pertemuan virtual cakap SDGs Desa episode 355 baru-baru ini, para peserta membahas pentingnya melibatkan informasi yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di desa setempat, dimana keberadaan mereka dapat memberikan wawasan berharga tentang prevalensi stunting dan indikator kesehatan lainnya di tingkat desa.
“Sehingga dari Bidan, dari KPM, dari TPK, itu kita sinergiskan datanya, setelah itu kita sepakati,” kata Panudi, seorang fasilitator desa. “Dengan memahami penyebab utama stunting, kita dapat mengembangkan intervensi yang tertarget.”
Para peserta juga berbagi strategi untuk melibatkan anggota masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Ini termasuk:
- Diskusi berbasis komunitas: Memfasilitasi dialog terbuka antara para pemimpin desa, petugas kesehatan, dan anggota masyarakat untuk mengidentifikasi tantangan dan solusi lokal.
- Pengambilan keputusan berbasis data: Menggunakan data untuk menginformasikan pengembangan rencana pembangunan desa dan mengalokasikan sumber daya secara efektif.
- Kolaborasi multisektor: Membina kemitraan antara sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian untuk mengatasi penyebab utama stunting.
Panudi seorang fasilitator desa dari Sukoharjo, menyoroti pentingnya melibatkan para pemimpin desa dalam proses tersebut. “Dengan memberdayakan para pemimpin desa, kita dapat memastikan bahwa upaya pencegahan stunting berkelanjutan dan dimiliki oleh masyarakat.”
Meskipun telah terjadi kemajuan, para peserta mengakui bahwa masih ada tantangan, seperti keterbatasan sumber daya dan kapasitas. Namun, mereka menyatakan optimisme bahwa dengan bekerja sama, mereka dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan anak-anak dan keluarga mereka.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.