Menu

Mode Gelap
Perangkat Desa Sulut Meninggal Dunia, BPJAMSOSTEK Serahkan Santunan Program Jaksa Garda Desa, Jadikan Gampong Sukaraja Contoh Pengelolaan Dana Desa Rp 7,5 Miliar Tambahan DD Untuk 65 Desa di Konawe Selatan Muhammadiyah Purbalingga :Kolaborasi Multipihak Wujudkan Zero Waste Kunjungan di Klaten, Wamendes Paiman Ingatkan BUMDesa Maju Jika Inovatif dan Kreatif

IPTEK · 21 Mei 2023 17:46 WIB ·

Teknologi Masuk Desa, Warga Desa Harus Diuntungkan


 Tri Mumpuni, Direktur IBEKA (Image Courtesy: DW Indonesia) Perbesar

Tri Mumpuni, Direktur IBEKA (Image Courtesy: DW Indonesia)

Jakarta (DESA MERDEKA) – Warga desa perlu dilibatkan dan harus memetik untung dari setiap kehadiran teknologi ke wilayah desa.

“Bagaimana membawa energi bersih ke desa, dan desa itu bisa menghasilkan uang dari memanfaatkan sumber daya lokal yang kita bangun. Kita datangkan teknologi dan finansial tetapi ini tetap dimiliki rakyat,” tutur Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA), dilansir dari DW Indonesia.

Tri Mumpuni, yang kerap dijuluki perempuan listrik tersebut, mewujud nyatakankan konsepnya, bukan dengan sekadar menyediakan penerangan untuk kebutuhan lokal. PLTMH yang dikembangkannya merupakan pembangkit listrik berbasis masyarakat, di mana 50 persen hasilnya dimiliki swasta atau investor, sementara 50 persennya lainnya dimiliki masyarakat, yang dikelola lewat koperasi.

Salah satunya seperti koperasi di PLTMH Cinta Mekar, yang terletak di kecamatan Serang Panjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ketika PLTMH tersebut dibangun tahun 2002, sebagian kelebihan kapasitas dapat dijual secara komersial ke PLN, yang keuntungannya dialirkan untuk biaya sekolah anak-anak desa, subsidi kesehatan, atau modal untuk usaha masyarakat desa.

Terciptanya usaha swadaya di tengah masyarakat desa, menurut Tri Mumpuni menjadi penting karena selama ini, pembangunan di desa cenderung hanya melibatkan investor, sehingga menyebabkan desa terjerat dalam kemiskinan.

“Banyak sekali regulasi peraturan yang dibuat pemerintah itu ternyata menjurus, membawa atau lead kepada terjadinya kemiskinan. Contoh yang paling sederhana, pemerintah di daerah merasa bangga dan senang bisa menghadirkan seorang investor gitu ya, tapi justru kerja investor ini yang dia membawa uang. Dia punya teknologi, dia punya manajemen yang bagus tapi ternyata dia hanya perlu resources nya saja. Dia tidak melibatkan masyarakatnya. Disini lah muncul kemiskinan sebab kemiskinan itu simtom, yang terjadi sebetulnya akar masalah dari kemiskinan adalah masyarakat itu dipisahkan dari sumber daya lokal di mana mereka ada,” kata perempuan yang sudah aktif tmembangun PLTMH sejak tahun 1997 tersebut.

Artikel ini telah dibaca 18 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Endang Irianti, Anak Petani Yang mengharumkan Nama Sorong lewat Aplikasi SI MANISO

10 September 2023 - 02:25 WIB

Desa Digital Bakal Tingkatkan Ekonomi dan Percepat Pembangunan Desa

24 Agustus 2023 - 08:49 WIB

Gus Halim: Desa Harus Mampu Beradaptasi dengan Digitalisasi

24 Agustus 2023 - 06:48 WIB

Luncurkan Aplikasi “SAMAWAKI”, Bantaeng Digitalkan Pencatatan Pernikahan

14 Juli 2023 - 21:10 WIB

Purbalingga Terus Perjuangkan Bengkel Motor Listrik Bertaraf Nasional

7 Juli 2023 - 14:07 WIB

H. Rofik Hananto Gandeng Balai Diklat Industri Yogyakarta Gelar Pelatihan Digital Marketing di Purbalingga

11 Juni 2023 - 13:53 WIB

Trending di IPTEK