Kudus (DESA MERDEKA) – Sembilan penari Tari Lajur Caping Kalo, berhasil memukau hadirin yang berada di lapangan Desa Gulang Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Rabu (10/5/2023) pagi, dalam rangkaian acara pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-116 TA 2023.
”Kami harap upaya pelestarian Caping Kalo mampu membawa banyak manfaat untuk masyarakat Kudus kedepannya. Kami juga berharap dengan adanya penampilan tarian Lajur Caping Kalo dalam acara pembukaan TMMD tahun ini dapat menginspirasi generasi muda untuk mampu mengembangkan budaya Caping Kalo. Hingga dapat dikenal dan diterima masyarakat luas nantinya,” ungkap Aris Subkhan, Kepala Desa Gulang.
Tarian dengan koreografer Kinanti Sekar Rahina itu merupakan persembahan dari Yayasan Karya Bakti Nojorono (YKBN) bekerjasama dengan Balai Budaya Rejosari, Pemdes Gulang dan SMAN 1 Mejobo.
Caping Kalo yang digunakan sebagai pakaian adat Kudus, menurut Aris, merupakan salah satu pusaka dan warisan luar biasa. Beruntungnya, Desa Gulang sudah semenjak dulu, memiliki banyak warga yang konsisten menjadi pengrajin Caping Kalo.
“Saat ini, hanya tinggal Kamto dan Rudipah, generasi pembuat caping kalo, melanjutkan pekerjaan yang telah diwariskan orangtuanya,” papar Aris.
Untuk proses pembuatan Caping Kalo, sebagaimana dituturkan Aris, sarat dengan nilai-nilai, yang dimulai dari pemilihan bahan bambu yang diperoleh dengan tidak asal tebang. Anyam- anyaman bambu juga disusun secara halus, sehingga serasa selembut sifon furing. Secara makna, Caping Kalo memiliki makna ketelatenan, sukacita dan syukur, kekuatan perempuan, semangat kebersamaan dalam masyarakat, dan persatuan yang kuat. Proses inilah yang dipilih menjadi lajur, yakni proses perjalanan kemenjadian sebuah Caping Kalo.
Diketahui, Karya tari “Lajur Caping Kalo” lahir dan tumbuh untuk mensyukuri segala karya yang telah diwariskan turun-temurun dan menjadi pusaka bagi hidup kita semua, Lajur Caping Kalo ditampilkan untuk pertama kalinya pada 14 Oktober 2022, di Kudus, Jawa Tengah.
Sementara itu, Bupati Kudus Hartopo mengapresiasi penampilan tari “Lajur Caping Kalo” yang telah diciptakan sebagai bagian dari nguri-uri budaya Kudus.
“Saya Apresiasi dan sangat bagus, karena selain tari kretek yang sudah dulu, ini ada lagi kreasi tari yang menambah hasanah tarian khas Kudus,” tutur Hartopo usai membuka TMMD kepada wartawan.
Adanya Pembukaan TMMD, lanjut Hartopo, diharapkan ada Percepatan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. Berbagai sasaran seperti betonisasi jalan dan pembinaan UMKM berdampak dalam menggerakkan perekonomian
Terlebih, pihaknya menilai Kecamatan Mejobo punya banyak potensi UMKM. Mulai dari pembuatan caping kalo, wayang kulit, batik, dan lain-lain. Diharapkan, nantinya produk UMKM lokal dapat menembus pasar nasional dan internasional.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.