Suroto – Anda yang sedang membaca tulisan ini mungkin seorang aktifis sosial, defender atau pembela kepentingan masyarakat kecil, pembela hak asasi manusia, pembela kemanusiaan, pembela keadilan, pembela keselamatan lingkungan, seorang reformis sosial. Mungkin sebagian dari anda telah memperjuangkanya dengan mendedikasikan hampir dari seluruh hidup anda. Kepahitan dan kegetiran perjuangan mungkin telah anda alami dan anda persembahkan dengan sukarela dan ketulusan.
Sebagian anda mungkin hari ini telah pensiun, menjadi emiritus.Tapi dalam hati kecil anda dengan melihat realitas yang ada saat ini mungkin merasa kecewa karena keadaan bukan menjadi lebih baik, melainkan malahan lebih buruk.
Anda mungkin kecewa melihat kesenjangan sosial ekonomi bangsa dan dunia ini ternyata semakin menganga lebar. Kemiskinan yang anda ingin hapuskan dari kamus kehidupan manusia ternyata tetap menyelimuti sebagian besar bangsa ini. Mungkin di masa pensiun anda saat ini merasa kecewa karena pelanggaran hak asasi manusia, kerusakan lingkungan bukan semakin hilang namun justru semakin masif.
Kepada anda semua saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tanpa anda semua, dunia yang kapitalistik nan eksploitatif , menindas, merusak, dan kejam ini mungkin telah ciptakan keadaanya lebih buruk dan lebih brutal dari keadaan saat ini.
Tulisan ini saya tulis bukan untuk menafikan apa yang telah anda usahakan dan berikan pada dunia ini, melainkan hanya untuk menambah ide atau imaji baru perjuangan. Menjadi bagian pelengkap dari apa yang sudah anda lakukan.
Ide ini saya beri nama ” Jalan Revolusi Baru”. Tulisan yang saya lengkapi dari tulisan sebelumnya dengan judul ” Menjadi Pengusaha Sekaligus Reformis Sosial” (10 April 2022). Tulisan ini adalah ide yang secara khusus saya tujukan kepada para pengusaha kecil independen, sales person atau wiraniaga, para profesional independen.
Baiklah, apakah anda seorang pengusaha kecil, pengusaha baik dan tak serakah, sales person atau reseler produk/jasa independen?. Apakah anda penjual karpet, lampu neon, barang barang kebutuhan sehari hari, atau penyedia jasa profesional semacam tukang cukur, seorang dokter, akuntan atau pengacara?. Apakah anda sedang setengah mati untuk pasarkan produk/jasa di tengah dunia yang kapitalistik nan kompetitif saat ini?.
Inilah saat yang tepat untuk memulai lakukan sebuah terobosan hebat untuk raih sukses bisnis namun sekaligus lakukan perubahan sosial secara nyata. Ciptakan dunia ideal penuh keadilan seperti yang menjadi cita cita para aktifis sosial dan politik.
Pernyataan saya di atas mungkin terasa menggelikan. Pasti akan terasa aneh karena kita selama ini memang sudah terlalu terbiasa dengan cara linier dalam jalani hidup dan terjebak dalam perspektif kapitalistik kuno yang membelah dunia pekerjaan secara tegas antara aktifitas bisnis atau sosial, antara hal hal yang bersifat vokasional atau profesional, antara kiri atau kanan.
Seakan seorang pengusaha atau profesional independen itu kerjanya murni kejar keuntungan, sementara aktifis sosial itu murni lakukan aktifitas pure sosial. Dipisah dengan portal dan garis demargasi yang kaku dan bahkan seakan keduanya bersifat bertentangan. Saya paham, semua itu karena pengaruh resep kuno spesialisasi pada pekerjaan, gagasan David Ricardo ( 1772 – 1823). Gagasan pemikiran pendukung kapitalisme itu.
Pandangan kuno Ricardo tentang spesialisasi profesi itu sebetulnya adalah bagian dari doktrin kapitalisme agar seseorang itu capai efisiensi kerja maksimum. Agar para investor perusahaan yang hanya menyetor atau memiliki modal finansial di perusahaaan mendapatkan seorang spesialis yang bekerja serius dan mengabdi pada kepentingan mereka, pemilik korporat kapitalis diktaktorship. Mengabdi pada pengejaran keuntungan maksimal para pemilik modal finansial.
Padahal kenyataanya manusia itu sifatnya multidimensional. Manusia itu secara naluriah ingin pertahankan hidupnya dengan bekerja. Namun secara inheren sesungguhnya mereka itu ingin juga ciptakan suatu kondisi sosial ekonomi yang adil. Bekerja secara nyaman dan merasa aman di tenpat kerja. Para pekerja itu tak hanya ingin mencari gaji, namun juga inginkan hidup setara, merdeka dan hargai hidup bersama. Inginkan dunia lestari dan kehidupan tanpa keserakahan.
LANJUT : Jalan Revolusi 2/3
Jakarta, 10 April 2023
SUROTO
Rakyat Jelata
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.