Banda Aceh – Alumni Kelas Barista (AKBAR) Balai Latihan Kerja Redelong Bener Meriah, kembali menunjukkan prestasinya. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh, yang diwakili oleh Qifti Reza Kesuma, ST, Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja (PKPTK) Disnakermobduk Aceh menghadiri acara pengumuman dan penyerahan hadiah Ramadhan Roasting Competition (RRC) 2023 yang diselenggarakan oleh Gayo’s Best Coffee Lab Banda Aceh di Pennantia Café Grand Mahoni Hotel Banda Aceh, (5/4/2023)
AKBAR bahkan telah mendominasi ajang virtual roasting ini sejak dari babak final. Tujuh nominasi yang terpilih pada ajang final dikuasai oleh peserta dari AKBAR BLK Redelong. Adapun perolehan prestasi yang dicapai adalah Muhammad Fayadh Dzabhullah (Alumni Kelas APBA Barista & Roasting 2023) berhasil menjadi yang terbaik menggungguli 25 peserta lain yang menjadi kompetitor di ajang ini. Disusul Praja Pangesturi (Alumni Kelas APBA Barista & Roasting 2023) sebagai runner-up, peringkat ketiga diraih oleh Iwan Juni (Alumni Kelas APBA Kopi Tubruk), sementara peringkat empat didapat Masnayanti (Alumni Kelas APBA Barista & Roasting 2023) satu-satunya roaster lady di antara para finalis.
Penghargaan bagi pemenang kompetisi diserahkan langsung oleh Nick Thorton mewakili Gayo’s Best Coffee Lab Banda Aceh sebagai penyelenggara kegiatan Ramadhan Roasting Competition (RRC) Tahun 2023. Qifti yang hadir dan mewakili penerima penghargaan Juara I dalam sambutannya menyebutkan bahwa Pemerintah Aceh melalui Disnakermobduk Aceh mendukung penuh setiap pihak dalam upaya pemberdayaan lulusan BLK. “Event kompetisi seperti ini sangat baik dilaksanakan, selain untuk menguji keahlian juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi terhadap lulusan BLK Redelong maupun terhadap potensi kopi itu sendiri” papar Qifti dalam sambutannya.
“BLK Redelong telah di support penuh oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi dan siap bekerja” ungkap Qifti.
Qifti juga mengaku terkejut dengan pencapaian para utusan AKBAR, yang melebihi ekspektasinya. Namun dia mengatakan sangat bersyukur karena kerja keras semua pihak akhirnya berbuah manis. Dana yang digelontorkan untuk pelaksanaan pelatihan tidak sia-sia. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerjasama panitia di daerah yang dia anggap mengerti isi kepalanya. Dia juga berharap roastery-roastery di Aceh segera “menangkap” para finalis ini dan menjadikannya sebagai juru sangrai di roastery mereka.
Endang Mayuzar, S.Pd., M.Pd, selaku Kepala UPTD BLK Redelong, melalui chat whatsapp memberikan tanggapan bahwa dirinya sangat bangga atas pencapaian AKBAR. Ini membuktikan bahwa apa yang diajarkan di Subkejuruan Barista BLK Redelong telah sejalan dengan tuntutan industri kopi yang begitu dinamis. Dibutuhkan pegiat-pegiat yang inovatif agar tidak terlindas di era keterbukaan ini. Jangan orang luar saja yang mampu menyangrai arabika Gayo dengan maksimal tetapi roaster-roaster Aceh juga harus mampu melakukannya. Dia juga berpesan kepada yang belum beruntung agar jangan menyerah, dan bagi para juara jangan menjadi tinggi hati, tetaplah tawadhu’ karena tantangan di depan akan semakin berat.
Ramadhan Roasting Competition (RRC) 2023 merupakan kompetisi sangrai virtual, sehingga dapat diikuti oleh roaster dari mana saja tanpa harus hadir di Banda Aceh saat menyangrainya. Tercatat ada peserta yang berasal dari Jakarta Timur pemegang sertifikat SCA Roasting Amerika Serikat dan bahkan ada yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Kompetisi dirancang dan dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang benar-benar mengerti bagaimana membuat kompetisi sangrai kopi yang seharusnya.
Pemilihan kopi honey processed dengan fermentasi anaerob yang ditambahkan yeast sebagai inokulan yang dibagikan kepada setiap kompetitor membuat kopi “compulsory” ini menjadi sangat tricky untuk dapat dikeluarkan potensi maksimalnya. Proses penyangraian juga harus tercatat di roast log yang dikirimkan kepada setiap kompetitor, roast log yang hanya dapat dipahami oleh juru sangrai yang telah mengetahui fase-fase penting dalam penyangraian dan terbiasa menggunakannya.
Kurasinya juga dengan sistem “blind cupping”, sehingga objektivitas penilaian kurator mengeliminasi bias. Hingga penunjukkan seorang q-grader yang telah tersertifikasi oleh Coffee Quality Institute (CQI) Amerika Serikat sebagai penentu hasil sangraian terbaik di akhir membuat kompetisi ini benar-benar berkelas.
Jangankan para pemenang, setiap kompetitor yang mengikuti kompetisi ini patut berbangga hati karena kelasnya secara tidak langsung telah naik. Dari rules & regulations yang diterbitkan panitia, salah satu tujuan dari pelaksanaan kompetisi ini adalah secara bertahap dapat dilahirkan roaster-roaster artisan dari Aceh yang tak hanya mampu sekedar mematangkan, tapi juga mampu mengeksplorasi potensi-potensi yang ada di kopi yang disangrainya.
“Thank you for coming, it means a lot…..Must be together to make change something” ungkap Nick Thorton dalam chat melalui whatsapp. pungkas Qifti.
Reporter: Iwan : Foto: Dok PPID I Editor: BDL
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.