Jakarta [DESA MERDEKA] – Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto diprediksi menciptakan pasar baru yang signifikan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa setiap desa membutuhkan setidaknya 700 ekor ayam per minggu untuk mendukung program ini.
Kebutuhan tersebut dihitung berdasarkan kapasitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dibangun di berbagai desa. “Satu SPPG melayani 3.000 penerima manfaat. Setiap hari, dibutuhkan 200 kg beras dan 350 kg ayam. Jika dua kali masak per minggu, maka dibutuhkan 700 ekor ayam,” ujar Dadan di Jakarta, Jumat (14/3).
Program MBG menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, yang disebut Dadan sebagai “new emerging market” atau pasar baru yang belum pernah ada sebelumnya. Selain ayam, program ini juga membutuhkan 82,9 juta butir telur per hari, atau setara 5 juta ton, untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
“Saat ini, Indonesia mengalami surplus produksi pangan, dengan kelebihan 200 ribu ton telur dan 600 ribu ton ayam. Surplus ini akan diserap untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelas Dadan.
Pemerintah berencana membangun 30.000 SPPG untuk mendukung distribusi pangan bergizi. Saat ini, 726 satuan telah beroperasi dan melayani 2,2 juta orang. Dalam waktu dekat, jumlahnya akan bertambah menjadi 1.100 satuan untuk melayani 3 juta penerima manfaat.
Selain ayam dan telur, SPPG juga memerlukan 300 kg sayuran per hari. Dadan mendorong koperasi dan BUMDes untuk terlibat dalam memastikan pasokan pangan yang stabil. Ia menyarankan petani untuk bekerja sama dalam sistem agrikultur terkoordinasi.
“Petani tidak mungkin menanam sendirian. Perlu kerja sama dan agregasi oleh koperasi, BUMDes, atau pengusaha agar produktivitas daerah meningkat,” tegasnya.
Redaksi Desa Merdeka
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.