Menu

Mode Gelap
Muhammadiyah Purbalingga :Kolaborasi Multipihak Wujudkan Zero Waste Kunjungan di Klaten, Wamendes Paiman Ingatkan BUMDesa Maju Jika Inovatif dan Kreatif Wamendes Paiman : UMKM Desa Dapat Manfaatkan BUMDes Untuk Perluas Pasar Desa Digital Bakal Tingkatkan Ekonomi dan Percepat Pembangunan Desa BSKDN Kemendagri Dorong Perangkat Desa Fokus Gali Potensi Daerahnya

RAGAM · 30 Mei 2023 01:46 WIB ·

Ketika Petani Ngadipiro Panen Padi Sawah Tadah Hujan

Wonogiri (DESA MERDEKA) – Sejumlah petani di wilayah Desa Ngadipiro Kecamatan Nguntoronadi kabupaten Wonogiri sejak sepekan terakhir ini mulai panen padi sawah.

“Semua butir padi yang berjatuhan itu dimasukan ke dalam karung untuk dijemur,” kata Sumarsih (49), salah seorang petani dusun kamplong Desa Ngadipiro.

Sumarsih mengakui bahwa panen di wilayahnya seluas 1.250 hektare cukup lumayan, apalagi tanaman relatif tidak terserang hama penyakit tanaman. Panen padi dilakukan menggunakan alat manual dengan menggunakan sabit kecil untuk memotong batang-batang padi yang dipanen itu. Selanjutnya, batang padi dikumpulkan untuk dilakukan perontokan/erek, sehingga butir-butir padi saling berjatuhan.

Para pekerja buruh tani

Sebagian besar padi yang dipanen tersebut, ditanam pada bulan November 2023, dengan menggunakan 2 jenis benih padi. Pertama adalah jenis padi lokal yang panen dalam 75-90 hari, dan kedua menggunakan benih unggulan dengan masa panen selama 105 hari setelah hari tanam.

Para tenaga buruh tani sedang bekerja menguntungkan.dengan jenis padi usia pendek karena untuk menjaga kekeringan dikarenakan disini petani tadah hujan

“Kami yakin panen awal tahun 2023 bisa cepat dipanen karena curah hujan ini saya cukup, kalau dibilang untung dan rugi tetap rugi mas, biaya operasional saja sudah mengeluarkan banyak mulai pembajakan, benih, menanam pemeliharaan pemupukan sampai panen semua membutuhkan tenaga dan dibayar uang untuk laki laki dan untuk tenaga perempuan diupah dengan hasil gabah sebanyak 1 karung/orang,” kata Sumarsih.

Petani Ngadipiro umumnya mengeringkan gabah hasil panen tersebut, untuk kemudian disimpan. Penyimpanan dimaksudkan selain untuk cadangan sehari hari, juga sebagai solusi berbagai kebutuhan mendesak untuk keperluan rumah tangga. Manfaat berikutnya adalah untuk kebutuhan sosial masyarakat, baik melahirkan, pernikahan,  sunatan sampai kematian, beras dikeluarkan antara 2 sampai 10kg untuk disumbangkan, sebagai bentuk solidaritas.

Adapun setelah panen, bilamana memungkinkan, lahan bisa ditanami dengan kacang hijau dan kedelai dengan syarat, lahan masih basah. Sebuah upaya turun temurun sebagai praktek ketahanan pangan, sekaligus untuk meningkatkan pendapatan ekonomi petani, dari hasil selain padi.

Bekerja dari pagi hingga sore tetap semangat
Bekerja dari pagi hingga sore tetap semangat
Artikel ini telah dibaca 35 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Andalkan Pemandangan Pantai, Desa Borgo Siap Ikut Lomba Desa Wisata Nusantara

15 September 2023 - 09:28 WIB

Kadis Nakermobduk Aceh terima Audiensi Pengurus Forlat Vokasi DPD Aceh

15 September 2023 - 09:07 WIB

Kunjungan Kepala Digklat Pendidikan PMI Pusat

12 September 2023 - 11:32 WIB

Peresmian Travel Haji dan Umroh Kabupaten Pringsewu

9 September 2023 - 10:33 WIB

500-an Warga Dusun Kamplong Lintas Usia, Ikuti Jalan Sehat Semarak HUT RI 78

28 Agustus 2023 - 12:21 WIB

Disnakermobduk Menggelar Penganugerahan Penghargaan K3 Awards Tahun 2023 Bagi Perusahaan di Aceh

25 Agustus 2023 - 08:31 WIB

Trending di RAGAM