Menu

Mode Gelap
Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu Gubernur Mahyeldi Buka Gelaran SMAPSIC XX + Jr XVI di SMA Negeri 1 Padang SPPG Gagaksiar Boyolali: Suguhan Bergizi untuk Siswa di Pedesaan Makan Siang Gratis Mulai Dilaksanakan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

RAGAM · 30 Mar 2024 21:32 WIB ·

Pedagang Pasar Gamalama Kecewa Kebijakan Pemkot Ternate Beri ijin Pedagang Musiman Pasang Tenda-Tenda di Area Terminal


 Pedagang Pasar Gamalama Kecewa Kebijakan Pemkot Ternate Beri ijin Pedagang Musiman Pasang Tenda-Tenda di Area Terminal Perbesar

DesaMerdeka.ID – Ternate: Pedagang pasar terminal Gamalama menjerit karena tenda-tenda pedagang musiman menutupi akses masuk ke dalam lapak mereka.

Puluhan tenda biru berdiri di area terminal sejak Awal Ramadhan, menghalangi semua jalan masuk ke lapak pedagang yang sudah ada, hanya menyisakan sedikit ruang untuk lalu lalang kendaraan.

Pedagang yang ditemui mengeluhkan kondisi ini, karena sepinya orang yang mengunjungi lapak mereka. Bagaimana bisa dikunjungi calon pembeli, sedangkan tenda-tenda darurat yang dipasang pedagang musiman sudah menutup penuh jalan masuk.

Sedangkan kondisi berbeda dialami para pedagang musiman yang tumpah ruah di area terminal. Karena langsung berhadapan dengan jalan, calon pembeli mudah menjangkau dagangan mereka.

Nanny, salah satu pemilik lapak di terminal Gamalama menyampaikan bahwa para pedagang di pasar disatu sisi dituntut untuk taat membayar pajak dan retribusi, namun kebijakan Pemkot Ternate dalam hal ini Disperindagkop tidak berpihak kepada mereka.

Menurutnya, Pemkot bersikap tidak adil kepada pedagang tempatan karena memberikan akses kepada pedagang musiman untuk berjualan di tengah-tengah area terminal Gamalama.

Nanny: “Saya rasa torang samua pedagang mengeluh, kecuali pedagang musiman. Dorang mengambil keuntungan disaat seperti ini. Kami diam bukan berarti setuju dengan situasi yang ada, tapi lebih kepada pasrah, so tratau mau bikin apa lagi.”

Sebagai rakyat kecil dirinya merasa dijadikan sapi perah, dimana tiap bulan harus membayar pajak yang semakin naik, sedangkan pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran.

Ramadhan adalah momen yang torang pedagang tunggu-tunggu untuk bisa menutupi sekian bulan yang selama ini sepi, ujarnya, “tapi ternyata itupun tidak kita rasakan, malah semakin hancur.”

Hal senada disampaikan Ellywisna, pemilik lapak di pintu masuk terminal Gamalama.

Jadi jika para pedagang tidak bisa bayar pajak, jangan salahkan pedagangnya, tapi koreksi dulu aturan kebijakan Walikota, DPRD dan Disperindagkop, mengapa lebih mengutamakan tenda pedagang musiman daripada kami para pejuang APBD ini,” terang Ellywisna.

Menurutnya, pedagang musiman sampai berani bangun tenda di area umum itu atas ijin mereka yang terkait.

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 37 kali

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Gubernur Sumbar Tekankan Semangat Persatuan dalam Peringatan Peristiwa Situjuah

15 Januari 2025 - 18:00 WIB

Mendes Yandri Dorong Desa Capai Swasembada Pangan

15 Januari 2025 - 13:19 WIB

Ciptakan Kamtibmas Kondusif, Polsek Penukal Abab Gelar Razia Terpadu 

12 Januari 2025 - 17:46 WIB

Polsek Talang Ubi Fasilitasi Dialog untuk Atasi Isu Aliran Keagamaan di Pertamina

8 Januari 2025 - 21:07 WIB

Halmahera Selatan Berbenah: Infrastruktur Jalan Jadi Prioritas di Tahun 2025

6 Januari 2025 - 18:03 WIB

3.500 Siswa dari 7 Desa se-Bangkalan Nikmati Makan Siang Bergizi Gratis

6 Januari 2025 - 17:16 WIB

Trending di RAGAM