Menu

Mode Gelap
Museum Desa Genggelang: Simbol Pelestarian Budaya Sasak DPRD TTS Desak Bank NTT Cairkan Dana Desa Tepat Waktu Gubernur Mahyeldi Buka Gelaran SMAPSIC XX + Jr XVI di SMA Negeri 1 Padang SPPG Gagaksiar Boyolali: Suguhan Bergizi untuk Siswa di Pedesaan Makan Siang Gratis Mulai Dilaksanakan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal

LINGKUNGAN · 10 Sep 2023 14:30 WIB ·

Musim Kemarau, Ratusan Hektar Sawah Padi di Bantaeng Alami Kekeringan


 Musim Kemarau, Ratusan Hektar Sawah Padi di Bantaeng Alami Kekeringan Perbesar

Bantaeng (DESA MERDEKA) : Ratusan hektar sawah di Kabupaten Bantaeng yang sudah di tanami padi, mengalami kekeringan akibat adanya elnino yang di perkirakan akan berlangsung hingga desember 2023 mendatang, sehingga menguatkan ancaman gagal panen di musim ini.

Di temui awak media, seorang petani bernama Dg Karo yang tinggal di kampung Ra’ra kelurahan Banyorang kecamatan Tompobulu, menuturkan bahwa padi miliknya yang sudah berumur sekitar 40 hari atau sebulan lebih, kini mengering dan mati.

“Irigasi yang selama ini menjadi tumpuan harapan bagi puluhan petani tak mencukupi untuk mengairi puluhan hektar lahan persawahan yang ada,” keluh Dg Karo.

Akibatnya, petani diperkirakan menanggung kerugian rata-rata lebih dari satu juta.

“Untuk sewa traktor 400 ribu rupiah, benih 4 kantong 500 ribu rupiah, pupuk 135 ribu,” ujar Dg Karo sembari tersenyum hambar.

Bulan April 2023 menteri pertanian Syahrul yasin Limpo pernah mengatakan bahwa Bantaeng menjadi daerah terbaik bagi perlindungan petani melalui program asuransi pertanian yang menjadi unggulan pemerintah kabupaten

 “Selama ini saya tidak pernah dapat walaupun di pertanian yang saya kelola mendapatkan musibah,” jelas Suaib, salah satu petani yang ditanya awak media tentang asuransi pertanian. 

Namun Suaib mengaku mendengar informasi di tempat lain banyak yang mendapatkan asuransi pertanian tersebut.

“Di komunitas kami khususnya sawah yang berlokasi di kalame kampung ra’ra ini tidak pernah ada yang mendapatkan asuransi terkait kerugian yang di alami, entahlah kalau hanya aku yang tidak dapat,” tutur Suaib.

Pantauan awak media menemukan hal serupa terjadi di kampung tanetea kassi-kassi dan sebagian di kampung tino desa Bonto jai kecamatan Bissappu. Penghasilan melimpah yang diharapkan dari panen padi, kini musnah berganti dengan kerugian. Sawah, sebagai benteng pertahanan pangan, perlu mendapatkan respon dari pemerintah, sehubungan dengan fenomena yang terjadi saat ini dan memberikan penjelasan agar masyarakat bisa paham dan mengerti. 

Follow WhatsApp Channel Desamerdeka.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow
Artikel ini telah dibaca 158 kali

badge-check

Jurnalis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Polisi dan Mahasiswa Edukasi Siswa Mts Darel Sofwah tentang Bahaya Narkoba

14 Januari 2025 - 16:33 WIB

Ribuan Pohon Ditanam di 10 Desa Temanggung untuk Penghijauan

11 Januari 2025 - 11:26 WIB

Studio Muara Oneibo, Solusi Desain Rumah Impian di Papua Tengah

9 Januari 2025 - 18:05 WIB

Kemitraan Uniga dan Desa Sukakarya Lahirkan Teknologi Atsiri Ramah Lingkungan

24 Desember 2024 - 12:58 WIB

Masih Dominan, Pembakaran Sampah Jadi Masalah Utama di Desa

22 Desember 2024 - 14:01 WIB

Konflik Lingkungan di Desa Kebonbimo: Warga vs Rumah Pemotongan Ayam

21 Desember 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKUNGAN