Padang [DESA MERDEKA] – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Kota Padang ke-41 yang baru saja digelar kembali setelah vakum dua tahun menuai sorotan tajam dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ustadz H. Mulyadi Muslim, Lc., M.A., Sekretaris MUI Kota Padang.
Dalam pernyataannya, Rabu (10/8/2024), Ustadz Mulyadi menyoroti berbagai penyimpangan yang terjadi dalam penyelenggaraan MTQ. “MTQ seharusnya menjadi ajang untuk mencetak generasi Qurani. Namun, seringkali kita melihat berbagai praktik yang justru menjauhkan kita dari tujuan mulia ini,” ungkapnya.
Prestasi Menurun, Nilai Tercoreng
Vakumnya MTQ selama dua tahun, menurut Ustadz Mulyadi, berdampak signifikan pada penurunan prestasi Kafilah Kota Padang di tingkat provinsi. “Ini adalah alarm bagi kita semua. Kita harus lebih serius dalam membina generasi muda agar mampu mengharumkan nama Kota Padang di kancah MTQ,” tegasnya.
Lebih lanjut, beliau juga menyoroti adanya oknum-oknum yang merusak nilai-nilai luhur MTQ. Praktik seperti manipulasi data, pendekatan tidak etis kepada juri, dan penggunaan kafilah “impor” dinilai sangat merugikan. “Ini adalah bentuk penyalahgunaan wewenang yang harus kita lawan bersama,” tegasnya.
MTQ: Lebih dari Sekadar Ajang Prestasi
Ustadz Mulyadi menekankan pentingnya mengukur dampak positif MTQ terhadap kehidupan masyarakat. “Apakah setelah MTQ, semangat masyarakat untuk mempelajari Al-Qur’an meningkat? Apakah akhlak generasi muda menjadi lebih baik? Jika tidak, kita perlu evaluasi menyeluruh,” ujarnya.
Beliau menyarankan agar pemerintah dan penyelenggara MTQ menetapkan indikator keberhasilan yang jelas. “Kita perlu alat ukur yang konkret untuk melihat sejauh mana anggaran yang kita keluarkan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.